androidvodic.com

Ekuador Ternyata Punya Hubungan 'Mesra' dengan China: China Kuasai Minyak dan Sering Beri Pinjaman - News

News, JAKARTA - Ekuador, sebuah negara di Amerika Latin kini tengah menjadi sorotan dunia setelah terjadinya serangan oleh orang-orang bersenjata bertopeng menyerbu sebuah studio TV publik saat siaran langsung di kota Guayaquil dan bom diledakkan di seluruh Ekuador pada hari Selasa.

Lebih dari 130 staf penjara juga disandera oleh narapidana di lima penjara.

Keadaan darurat selama 60 hari dimulai pada hari Senin setelah seorang gangster terkenal menghilang dari sel penjaranya.

Tidak jelas apakah serangan terhadap studio TV di kota terbesar di Ekuador itu terkait dengan hilangnya bos geng Choneros, Adolfo Macías Villamar atau Fito, begitu ia lebih dikenal.

Bahkan imbas kejadian tersebut kedutaan besar China dan seluruh konsulatnya di Ekuador menghentikan layanan publik mulai Rabu(10/1/2024).

China diketahui memiliki hubungan 'mesra' dengan Ekuador. Presiden Xi Jin Ping pernah menyebut bahwa Ekuador adalah mitra kerja sama penting China dalam pembangunan bersama Sabuk dan Jalan dan kedua belah pihak telah mencapai hasil yang bermanfaat dalam kerja sama di bidang-bidang tradisional seperti infrastruktur, energi dan pertambangan, serta keuangan.

Ekuador juga diperluas skala impornya oleh pemerintah China dan meliberalisasi dan memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral serta mengembangkan titik-titik pertumbuhan baru seperti proyek Jalur Sutra, Jalur Sutra Digital dan Jalur Sutra Hijau.

Presiden Xi mengatakan bahwa China bersedia memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan Ekuador dalam urusan multilateral, sehingga dapat mempertahankan keadilan internasional, melindungi hak dan kepentingan yang sah dari negara-negara berkembang, dan mendorong pembangunan komunitas masa depan bersama bagi kemanusiaan.

Pemerintah Ekuador juga menjual hak eksplorasi minyak di sudut terpencil hutan hujan Amazon kepada konsorsium perusahaan minyak milik negara China pada tahun 2016 silam meskipun ada perlawanan keras dari kelompok masyarakat adat di negara Amerika Selatan yang khawatir mereka akan kehilangan segalanya.

Andes Petroleum Ecuador sebuah konsorsium dua perusahaan milik negara China, China National Petroleum Corp(CNPC) dan China Petroleum and Chemical Corp membeli hak untuk mengeksplorasi dua blok minyak di Amazon yang mencakup area seluas 500,000 hektar, 1.5 kali lipat ukuran kota Los Angeles. Kesepakatan itu bernilai sekitar $80 juta.

Baca juga: Penampakan Kota-kota di Ekuador Bak Kota Mati Usai Serangan Mematikan Gangster

Aktivis lingkungan hidup di Ekuador memprotes kesepakatan antara China dan Ekuador tersebut. Mereka berpendapat adanya kerjasama bakal merusak ekosistem hutan hujan Amazon yang masih asli dan mengancam budaya unik dan terancam punah, termasuk dua suku asli yang terisolasi.

Data dari Amazon Watch, blok minyak China tersebut tumpang tindih dengan rumah tradisional Sápara, sebuah kelompok masyarakat adat yang hanya beranggotakan 300 orang. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa [UNESCO] mendeklarasikan kelompok ini sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan pada tahun 2001 karena jumlahnya yang sedikit dan bahasanya yang unik, namun mulai menghilang.

Blok tersebut juga berbatasan dengan Taman Nasional Yasuní, kawasan hutan seluas 3.800 mil persegi yang merupakan rumah bagi dua suku asli, Tagaeri nomaden dan Taromenane, yang tidak memiliki kontak dengan dunia luar. Amazon Watch mengatakan proyek tersebut mungkin memperburuk kerentanan mereka seiring dengan perluasan pengeboran minyak dan infrastruktur di wilayah utara, timur, selatan dan barat.

Perusahaan minyak CNPC juga diketahui membiayai proyek kilang di Ekuador. Proyek kilang Pasifico yang mulai beroperasi pada tahun 2017 tersebut menghasilkan total produksi 300 ribu barel per hari.

Pemerintahan Rafael Correa di Ekuador memang dikenal sangat erat berhubungan dengan China. Correa juga diketahui menjual sumber daya negaranya kepada hanya satu pembeli utama untuk membiayai agenda populisnya. Rafael Vicente Correa Delgado atau Rafael Correa adalah seorang ekonom dan politikus asal Ekuador yang menjabat sebagai Presiden Ekuador dari 2007 hingga 2017. Ia adalah seorang ekonom Ekuador, mantan Menteri Keuangan.

Tentara siaga di Guayaquil, Ekuador setelah gangster mematikan.
Tentara siaga di Guayaquil, Ekuador setelah gangster mematikan. (HO/IST)

China juga telah menjadi pemberi pinjaman asing terbesar di Ekuador dengan penjualan minyak berjangka sebesar $9,9 miliar. Hal ini memungkinkan pemerintah Correa saat itu untuk mempertahankan tingkat belanja sosial yang tinggi. Pada bulan Juli 2009, PetroChina meminjamkan kepada pemerintah Correa sebesar $1 miliar dengan imbalan 96.000 barel per hari (pdb) ekspor minyak mentah ke China. minyak bumi, seperti perjanjian tunai untuk minyak lainnya di seluruh dunia, dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi China.(Latimes/voa/business insider/washington post)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat