androidvodic.com

Ekuador Izinkan Militer Pakai Senjata Tumpas Geng Narkoba, Janji Bangun Penjara Keamanan Tinggi - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, QUITO – Situasi Ekuador yang mencekam bak medan perang, memaksa Presiden Daniel Noboa untuk memperbolehkan militernya menggunakan senjata mematikan untuk melawan geng narkoba pimpinan Jose Adolfo Macias alias Fito yang kabur dari penjara.

Fito yang merupakan pemimpin geng kriminal terbesar di Ekuador, Los Choneros diketahui kabur dari selnya di kota pelabuhan Guayaquil pada awal pekan kemarin. Kejadian ini berlangsung saat Fito hendak dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di kota yang sama.

Tak lama usai Fito kabur, para anggota bersenjata geng tersebut mulai menyatakan perang melawan pemerintah hingga melancarkan beberapa serangan di kota-kota besar di Ekuador, termasuk Ibu Kota Quito.

"Di kota pesisir Machala tiga petugas polisi, yang sedang bertugas di tempat kejadian, diculik”, sementara petugas keempat diculik di ibu kota Quito," kata kepolisian Ekuador di X.

Baca juga: AS Utus Pejabat Militer ke Ekuador Untuk Bantu Perangi Geng Narkoba

Tidak hanya itu kelompok geng itu turut melakukan serangan ke masyarakat sipil, seperti baru – baru ini geng bersenjata yang mengenakan balaclava mendadak menyerbu studio sebuah stasiun televisi publik di kota pelabuhan Guayaquil, Ekuador. Imbas insiden itu seorang penyanyi terkenal Ekuador, Diego Gallardo, menjadi korban tewas.

Khawatir geng narkoba pimpinan Fito semakin mengancam keamanan Ekuador, Noboa akhirnya mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari dengan mengirim militer bersenjata ke berbagai kota untuk menjaga keamanan selama keadaan darurat berlangsung, dikutip dari BBC International.

Rencana Noba Bangun Penjara Baru

Selain memperketat penjagaan, Presiden Noboa yang mengambil alih kekuasaan pada November 2023 juga berjanji untuk mengatasi membangun dua penjara baru dengan keamanan tinggi. Ini merupakan bagian dari janjinya untuk menumpas perang terhadap geng narkoba.

Rencananya fasilitas tersebut, akan dibangun di provinsi Pastaza dan Santa Elena berfungsi untuk menampung 736 tahanan, terbagi antara keamanan tinggi, keamanan maksimum, dan keamanan super-maksimum.

Guna memperketat keamanan di fasilitas tersebut pemerintah akan memblokir sinyal seluler dan satelit, penjara tersebut juga akan memiliki pusat pengelolaan listrik dan air sendiri.

Dilansir dari The Star, para penjaga yang bertugas di penjara itu turut menggunakan penutup wajah untuk mengantisipasi adanya sabotase penjara seperti yang tengah terjadi saat ini, dimana 138 sipir di enam penjara tengah ditawan oleh narapidana terkait geng narkoba.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat