androidvodic.com

Puluhan Penjaga dan Staf Penjara Ekuador Dibebaskan Usai Ditahan oleh Narapidana - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, QUITO – Sebanyak 42 anggota penjaga dan staf penjara di Ekuador telah dibebaskan oleh narapidana pada Sabtu (13/1/2024).

“Empat puluh satu staf penjara telah dibebaskan sementara satu penjaga melarikan diri dari para penculiknya di sebuah penjara di Loja,” kata Badan Keamanan Ekuador (SNAI) dalam sebuah pernyataan.

Mereka termasuk di antara 178 penjaga dan staf administrasi yang disandera sejak Senin (8/1/2024) di setidaknya tujuh penjara ketika krisis keamanan meningkat di negara Amerika Selatan tersebut.

Baca juga: Rusuh Geng di Ekuador, Kehidupan di Guayaquil Mulai Berangsur Normal Meski Warga Masih Terguncang

SNAI mengatakan telah terjadi insiden di beberapa penjara, termasuk konfrontasi bersenjata dengan narapidana di penjara yang terletak di Provinsi El Oro yang mengakibatkan kematian seorang penjaga.

“Seorang penjaga yang terluka masih berada di dalam penjara,” kata juru bicara SNAI.

Kerusuhan di Ekuador pecah sejak 6 Januari 2024 pasca kaburnya Adolfo Macias, pemimpin geng narkoba terkenal Los Choneros. Beberapa petugas polisi telah diculik dan sejumlah bom diledakkan di seluruh wilayah Ekuador.

Pihak berwenang Ekuador mengatakan bos penyelundup narkoba lainnya, Fabricio Colon Pico dari kelompok Los Lobos, telah melarikan diri dari tahanan polisi di kota Riobamba. Colon Pico dituduh terlibat dalam komplotan untuk membunuh jaksa agung negara tersebut.

Awal pekan lalu, sebuah serangan yang menargetkan salah satu stasiun televisi publik di kota pelabuhan Guayaquil terjadi beberapa jam setelah serangkaian serangan lain dan penculikan petugas polisi.

Polisi kemudian berhasil menguasai stasiun tersebut dan menangkap 13 pria bersenjata dan menuduh mereka melakukan aksi terorisme. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Meletusnya kerusuhan di Ekuador membuat presiden Daniel Noboa langsung mengumumkan keadaan darurat.

“Ekuador saat ini berada dalam cengkeraman konflik bersenjata internal,” kata Noboa.

Noboa lalu menetapkan lebih dari 20 geng penyelundup narkoba sebagai organisasi teroris dan menyatakan mereka sebagai target militer.

Ekuador sendiri telah dilanda kekerasan selama bertahun-tahun karena negara tersebut menjadi jalur transit utama penyelundupan kokain antara Amerika Selatan dan Utara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat