androidvodic.com

Yordania Pilih Damai dengan Israel Ketimbang Perang Berlanjut di Gaza, Trauma Tragedi Nakba? - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, DAVOS – Perdana Menteri Yordania Bisher al Khasawneh lebih memilih berdamai dengan Israel ketimbang membiarkan perang Hamas-Israel terus berlanjut di Gaza.

Dia mengatakan, perdamaian dengan Israel tetap menjadi pilihan strategis meskipun perang antara Israel dengan militan Palestina, Hamas, masih berkecamuk di Jalur Gaza.

Yordania adalah negara yang berbatasan langsung dengan Tepi Barat yang saat ini dihuni warga Palestina dan dijajah Israel sejak lama.

Yordania khawatir perang Hamas-Israel di Gaza bisa meluas ke aksi kekerasan yang dilakukan oleh pemukim bersenjata dan efeknya memicu eksodus besar-besaran warga Palestina ke seberang Sungai Yordan di wilayah Yordania.

“Jika ada tindakan dan kondisi yang menghasilkan dan menciptakan perpindahan penduduk secara massal, itu jelas merupakan pelanggaran terhadap perjanjian damai,” kata Bisher al Khasawneh, mengacu pada perjanjian Yordania dengan Israel tahun 1994.

"Ini menimbulkan ancaman eksistensialis yang harus kita tanggapi dan kami berharap kita tidak akan pernah sampai pada titik tersebut karena kami berkomitmen kuat terhadap perdamaian komprehensif,” sambungnya.

Bisher al Khasawneh mengatakan, Yordania memiliki proyek-proyek regional dengan Israel yang melibatkan dana jutaan dolar.

Baca juga: Uni Eropa Masukkan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam Daftar Teroris

Kedua negara akan memperdagangkan energi dan air yang telah direncanakan sebelum 7 Oktober 2023 untuk saat ini secara efektif ditangguhkan.

“Dalam kondisi yang ada saat ini, sangat tidak terbayangkan bagi menteri Yordania mana pun untuk hanya duduk di podium dan melakukan interaksi dan transaksi seperti itu dengan rekan Israel, meskipun hal itu sangat disesalkan, namun hal tersebut adalah fakta kehidupan,” katanya.

Israel telah melancarkan perang dengan Hamas di Gaza setelah Hamas menyerbu pagar perbatasan Israel di selatan pada 7 Oktober 2023.

Baca juga: IDF Gunakan Warga Palestina Sebagai Perisai Hadapi Serangan di West Bank

Perang-Hamas Israel menyebabkan hampir seluruh warga Gaza meninggalkan rumah mereka, krisis kemanusiaan, krisis kesehatan dan kelaparan bagi warga Gaza.

Sebanyak 24.285 warga Palestina di Gaza terbunuh sejak operasi darat dilakukan Israel pada 7 Oktober, menurut data pemerintah Hamas di Gaza.

Dari jumlah itu sekitar 70 persen di antaranya merupakan perempuan, anak-anak dan remaja.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat