androidvodic.com

Penembak Jitu Israel Incar Warga Gaza yang Tinggalkan Rumah Sakit, Kelaparan Terjadi di Mana-mana - News

News, GAZA - Para penembak jitu Israel terus mengincar warga Gaza yang meninggalkan Rumah Sakit al-Amal di Gaza.

Sementara pada saat yang sama tank-tank Israel terus memuntahkan tembakan artileri ke arah kamp-kamp pengungsi dan fasilitas umum warga Gaza di Khan Younis.

Kamis kemarin, 25 Januari 2024, serangan Israel menewaskan sedikitnya 20 warga Gaza yang sedang mengantre mendapatkan bantuan kemanusiaan di Kota Gaza yang memicu kemarahan dan kecaman.

Mahkamah Internasional (ICJ) akan memutuskan permintaan Afrika Selatan untuk “tindakan sementara” terhadap Israel atas dugaan genosida di Gaza.

Sementara, pengadilan tinggi PBB dapat memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya terhadap wilayah Palestina.

Kelaparan Melanda Warga Gaza di Mana-mana

Saat ini warga Gaza dilanda kelaparan parah karena minimnya pasokan bahan pangan ke wilayah ini karena blokade Israel atas wilayah perbatasan yang masuk berlanjut.

Pengunjuk rasa Israel hari ini memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza dan blokade ini sudah memasuki hari ketiga.

Para pengunjuk rasa, termasuk keluarga tawanan Israel yang ditawan Hamas di Gaza, memblokir penyeberangan Kerem Shalom untuk hari ketiga dalam upaya mencegah truk bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza.

Danny Elgert, yang saudara laki-lakinya, Itzik, ditawan oleh Hamas di Gaza, menyatakan tidak rela jika truk-truk bantuan kemanusiaan membawa masuk bahan pangan untuk membantu warga Gaza yang kini kelaparan.

Menurut dia, "tidak masuk akal" membiarkan truk bantuan masuk ke Jalur Gaza mengingat negara tersebut sedang mengebomnya.

Baca juga: Serangan Houthi Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Merosot, Perekonomian Melambat

Othman Moqbel, seorang aktivis di lembaga nirlaba Inggris-Palestina dan CEO Action For Humanity mengatakan, penderitaan yang semakin meningkat di Gaza tampaknya merupakan penderitaan terparah yang pernah dia lihat di sana.

Sayangnya, hal ini bukanlah perasaan yang didasarkan pada bias yang terjadi baru-baru ini, melainkan kenyataan yang didasarkan pada fakta.

Badan pemantau kelaparan PBB, Integrated Food Security Phase Classification, telah mengkonfirmasi bahwa ini adalah jumlah tertinggi orang yang menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi yang pernah diklasifikasikan oleh inisiatif IPC untuk wilayah atau negara tertentu.

Baca juga: Tank Israel Tembaki Warga yang Mengantre Bantuan di Gaza Utara, 20 Warga Tewas, 150 Luka-luka

Dia menilai, kelaparan yang dahsyat terjadi di Gaza karena warga di sana sengaja dibuat kelaparan oleh Israel dengan membatasi akses terhadap bahan pangan untuk bertahan hidup, yaitu makanan dan air.

"Kita harus menghadapi tindakan tidak berperikemanusiaan ini dengan tindakan demi kemanusiaan. Ketika metode kreatif seperti ini digunakan untuk mengakhiri kehidupan dalam skala industri, kita harus sama kreatifnya dalam mendukung masyarakat Palestina yang menghadapi tingkat kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujarnya dikutip Middle East Eye.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat