androidvodic.com

Sekjen PBB Bujuk Amerika CS Lanjutkan Pendanaan UNRWA, Demi Masa Depan Pengungsi Palestina - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, WASHINGTON - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat untuk kembali menyalurkan pendanaan ke UNRWA, badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina.

“Saya memahami kekhawatiran mereka,saya sendiri merasa ngeri dengan tuduhan ini, saya  menghimbau kepada pemerintah yang telah menghentikan kontribusi mereka demi menjamin kelangsungan operasi UNRWA,” kata Guterres sebagaimana dikutip dari Barrons.

Desakan juga turut dilontarkan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein Al Sheikh yang meminta negara Barat segera membatalkan keputusan penangguhan pendanaan UNRWA untuk Palestina.

Baca juga: Demo di Israel Menuntut Netanyahu Mundur, Bentrok dengan Polisi, Korban Jiwa di Gaza Tembus 26.000

"Pada saat ini mengingat agresi yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina, kami perlu dukungan maksimal organisasi internasional dan tidak menghentikan dukungan dan bantuan ke mereka," kata Al Sheikh.

Penangguhan ini pertama kali terjadi usai Israel menuding sejumlah anggota UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas, tak sampai disitu pemerintah Israel juga menuduh Hamas dan kelompok-kelompok militan lainnya telah menggunakan bantuan serta fasilitas PBB untuk tujuan militer.

Pasca tuduhan itu mencuat, PBB gerak cepat melakukan penyelidikan pada stafnya. Sementara itu UNRWA berulang kali mengatakan bahwa kapasitasnya di Gaza hanya memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi.

Namun hal tersebut tak membuat tuduhan mereda, Amerika yang menjadi negara penyumbang terbesar untuk UNRWA dengan total sumbangan 343,9 juta dolar AS atau setara Rp5,4 triliun justru memutuskan untuk mengakhiri bantuannya.

Hal serupa juga turut dilakukan sejumlah negara Barat, mereka satu persatu memutuskan untuk menangguhkan pemberian dana bantuan kepada UNRWA. Diantaranya ada Kanada, Inggris, Kanada, Finlandia, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, dan Australia.

Berbeda dengan negara Barat lainnya, Irlandia dan Norwegia justru menegaskan bakal tetap memberikan bantuan kepada UNRWA untuk kelangsungan hidup rakyat Palestina di Gaza.

"Irlandia tidak memiliki rencana untuk menangguhkan pendanaan untuk pekerjaan penting UNRWA di Gaza," kata Menteri Luar Negeri Micheal Martin lewat akun X.

Baca juga: Perang Israel di Gaza Hari Ke-114, Media Israel: Tel Aviv Tidak Akan Lagi Hadang Bantuan Kemanusiaan

Kondisi Pengungsi Gaza Memprihatinkan

Merespon penangguhan yang dilakukan AS cs, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatakan penangguhan pendanaan terhadap UNRWA adalah sebuah hukuman kolektif yang dapat memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.

Senada dengan OKI, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit menyebut langkah itu sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan beresiko membahayakan warga Palestina yang sudah rentan.

"Sangat disesalkan tindakan donatur utama Barat menangguhkan pendanaanya di tengah kondisi warga Palestina yang memburuk akibat perang," kata Aboul Gheit.

Sebagai informasi, sebelum penangguhan terjadi kondisi pengungsi Palestina dilaporkan sangat kritis terutama di wilayah kamp Gaza selatan yakni Kota Khan Younis. PBB mengatakan situasi kemanusiaan di Gaza semakin genting imbas aksi boikot yang dilakukan Israel ke truk bantuan kemanusian.

PBB mencatat sebanyak 2,3 juta orang di Gaza berada di tepi jurang kelaparan sedangkan 380 ribu dihadapkan ancaman kekurangan pangan yang parah.

“Orang tewas bukan saja karena bom dan peluru, tetapi kekurangan makanan dan air bersih, RS yang tidak ada aliran listrik dan obat-obatan, dan perjalanan sulit ke tempat-tempat semakin kecil guna melarikan diri dari pertempuran,” ujar Guterres.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat