androidvodic.com

Aljazair Resmikan Berdirinya Masjid Aljir, Terbesar di Afrika, Terbesar Ketiga di Dunia

News- Pemerintah Aljazair telah meresmikan masjid terbesar di Afrika, dan terbesar ketiga di dunia pada hari Minggu (25/2/2024).

Peresmian itu bisa terlaksana setelah bertahun-tahun tertunda dan membengkaknya biaya. Waktu pembukaan resminya dilakukan tepat menjelang bulan suci Ramadan.

Meskipun pertama kali dibuka untuk salat pada tahun 2020, Masjid Agung Aljazair yang dibangun oleh Tiongkok tidak dibuka untuk salat berjamaah karena pembatasan terkait COVID-19.

Masjid yang terletak di garis pantai Mediterania ini juga memiliki menara tertinggi di dunia dengan ketinggian 265 meter (869 kaki) dan dapat menampung 120.000 jamaah.

Menurut The Guardian, masjid besar tersebut, yang ukurannya hanya dikalahkan oleh Dua Masjid Suci Makkah dan Madinah, terdiri dari desain modernis dengan pengaruh Arab dan Afrika Utara, selain “landasan pendaratan helikopter dan perpustakaan yang dapat menampung hingga 1 juta buku.”

Berbicara pada peresmian, Ali Mohamed Salabi, sekretaris jenderal Persatuan Ulama Muslim Dunia mengatakan pembukaan masjid akan membimbing umat Islam “menuju kebaikan dan moderasi.”

Dalam acara pembukaan resmi, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengatakan “Djamaa El-Djazair” sebagaimana yang dikenal secara lokal harus membimbing umat Islam menuju nilai-nilai “moderasi” dan “penolakan terhadap ekstremisme.”

Proyek yang menelan biaya pembangunan hampir $900 juta ini awalnya dimulai di bawah pemerintahan mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika, yang mengundurkan diri pada tahun 2019 setelah memegang kekuasaan selama dua dekade.

Dikritik sebagai proyek sia-sia, Bouteflika bermaksud menamai masjid tersebut dengan namanya sendiri dan meresmikannya pada Februari 2019.

Namun, protes terhadap pemerintahannya menghalanginya untuk melakukan hal tersebut.

Presiden Abdelmadjid Tebboune telah resmi meresmikan Masjid Agung Aljir, terbesar ketiga di dunia, yang pertama kali dibuka untuk salat pada Oktober 2020.

(Sumber: Middle East Monitor)