androidvodic.com

Arab Saudi Marah Dunia Cuma Nonton Israel Bantai Gaza, KTT OKI Serukan Pengakuan Negara Palestina? - News

Arab Saudi Marah Dunia Cuma Nonton Israel Bantai Gaza, KTT OKI Lahirkan Seruan Pengakuan Negara Palestina?

News - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, mengutuk kelambanan internasional atas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan, Selasa (5/3/2024).

Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan dalam pertemuan uar biasa tingkat menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI), menyatakan keheranannya, atas kekuatan internasional yang seolah tak berdaya menghentikan agresi militer Israel ke wilayah pendudukannya, termasuk Gaza.

Baca juga: Arab Saudi Tak Sudi Wilayahnya Digunakan AS Buat Serang Yaman

“Komunitas internasional tidak berdaya menghadapi pembantaian kemanusiaan di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan, pada pertemuan luar biasa tingkat menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di kota pelabuhan Jeddah.

“Ada semakin banyak negara yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza,” katanya.

“Inilah saatnya untuk mengakui Negara Palestina dan menerima solusi dua negara,” kata dia mendorong agar negara-negera OKI segera bertindak mewujudkan pengakuan terhadap Negara Palestina Merdeka. 

Pertemuan OKI pada Selasa diadakan untuk membahas perang Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 30.600 orang dan melukai lebih dari 72.000 lainnya sejak 7 Oktober 2023 menyusul serangan Hamas.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Baca juga: Yordania Merayu Minta Air, Israel Beri Syarat Jangan Galak-Galak Soal Perang Gaza dan Palestina

Kapal-kapal komersial berlayar di Laut Mediterania di lepas pantai Israel utara pada 21 Desember 2023, menyusul pengumuman Amerika Serikat tentang niatnya untuk membentuk koalisi multinasional untuk melindungi kapal kargo yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah dari serangan kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran.
Kapal-kapal komersial berlayar di Laut Mediterania di lepas pantai Israel utara pada 21 Desember 2023, menyusul pengumuman Amerika Serikat tentang niatnya untuk membentuk koalisi multinasional untuk melindungi kapal kargo yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah dari serangan kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran. (Tangkap Layar Memo/Kredit Foto: Mati Milstein/NurPhoto Via Getty Images)

Arab Saudi Tak Mau AS Serang Yaman dari Pangkalan Militernya

Adapun Arab Saudi belakangan kian menunjukkan 'pembangkangan' terhadap mitra baratnya, Amerika Serikat (AS), dalam hal eskalasi di kawasan.

Jeddah ingin menurunkan tensi dengan tidak membantu AS memperparah situasi konflik di Laut Merah yang timbul karena perluasan dari Perang Gaza.

Arab Saudi, yang sebelumnya menolak bergabung ke satuan tugas (Satgas) Operation Prosperity Guardian pimpinan AS, kini juga menolak wilayahnya dijadikan base untuk menyerang Yaman.

Arab Saudi juga 'menyerang' AS karena menyebut normalisasi negara kerajaan itu dengan Israel terus berlanjut. Jeddah membantah dan menyebut proses itu masih jauh dari kenyataan karena banyak pertimbangan. 

Baca juga: Ansarallah Houthi dan Pasukan Yaman Proksi Arab Saudi Mulai Akur, Jalanan Sanaa-Marib Kembali Dibuka

Dilansir situs Al Monitor, Sabtu (2/3/2024), Arab Saudi memang tidak setuju pada agresi militer AS dan Inggris yang membombardir Yaman.

Adapun AS, mengklaim bombardemen ke Yaman ditujukan ke Yaman hanya untuk menyasar fasilitas militer kelompok Ansarallah Houthi untuk melemahkan kekuatan blokade Laut Merah. 

Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi kelompok Ansarallah Houthi memblokade Laut Merah bagi segala yang terkait entitas Israel sebagai dukungan bagi rakyat Palestina melawan agresi negara pendudukan tersebut.

Untuk melemahkan blokade itu, pemerintah AS tengah berupaya untuk mendapat dukungan lebih besar dari negara-negara pesisir Teluk Persia.

Namun, upaya tersebut sepertinya kembali gagal seiring penolakan Arab Saudi yang tak mau AS menyerang Yaman dari pangkalan-pangkalan militer di wilayahnya.

Baca juga: AS Akui Kepayahan di Laut Merah, Serangan ke Yaman Justru Bikin Houthi Makin Beringas dan Canggih

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat