androidvodic.com

IDF Mundur usai Kepung RS Al-Shifa 14 Hari, Orang-orang Berbondong-bondong Cari Keluarganya - News

News - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mundur dari Rumah Sakit Al-Shifa setelah mengepung fasilitas medis itu selama 14 hari.

Israel mengonfirmasi penarikan pasukannya dalam sebuah pernyataan yang dibagikan pada Senin (1/4/2024).

"Kami telah menyelesaikan aktivitas operasional yang tepat di wilayah tersebut," papar IDF.

Pihak berwenang dan para saksi menggambarkan kehancuran fasilitas medis terbesar di Gaza itu.

"Situasinya sangat buruk," kata Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Bassal, Senin (1/4/2024), dikutip dari CNN.

"Hancur total dan terbakar habis," urainya.

Setelah penarikan pasukan, orang-orang berbondong-bondong ke kompleks Al-Shifa untuk mencari anggota keluarganya yang hilang.

Mayat penuh luka bergelimpangan di halaman rumah sakit bahkan jasad-jasad itu dikuburkan di sana.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 21 pasien meninggal sejak Israel mengepung fasilitas medis tersebut pada 18 Maret 2024.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sekitar 3.000 orang berada di dalam Rumah Sakit Al-Shifa ketika IDF mengepungnya.

Warga sipil yang berusaha keluar menjadi sasaran penembak jitu dan tembakan helikopter.

Baca juga: Israel Serang Rumah Sakit Al-Aqsa, 4 Orang Syahid dan 17 Lainnya Terluka

Kelompok militan Hamas Palestina sebelumnya menuduh Israel menyerang sasaran “tanpa mempedulikan” pasien atau staf medis di dalam – klaim yang juga diamini oleh orang-orang di kompleks tersebut.

Menargetkan rumah sakit di masa perang dilarang berdasarkan hukum internasional.

Israel selama bertahun-tahun menuduh bahwa pejuang Hamas bersembunyi di masjid, rumah sakit, dan tempat sipil lainnya untuk menghindari serangan Israel.

Hamas telah berulang kali membantah klaim tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Luar Negeri Iran mengomentari gambar yang menunjukkan situasi Rumah Sakit Al-Shifa sebagai  'mengerikan dan mengejutkan'.

"Pemandangan di Rumah Sakit Al-Shifa mengerikan dan mengejutkan,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.

(News, Andari Wulan Nugrahani)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat