androidvodic.com

Brunei Mau Buat Kereta Cepat Tembus Malaysia hingga IKN di Pulau Kalimantan - News

News - Perusahaan infrastruktur berbasis di Brunei Darussalam berencana membangun kereta cepat pertama di Pulau Kalimantan yang menghubungkan dengan Malaysia dan Indonesia.

Rencana mega proyek ini selaras dengan dibangunnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah Kalimantan Timur.

Panjang jalur kereta cepat Trans-Kalimantan dari Brunei ke Indonesia disebut mencapai 1.620 kilometer.

Dilansir Nikkei Asia, perusahaan Brunergy Utama, merupakan perusahaan minyak dan gas sebelum beralih ke infrastruktur.

Menurut proposal pengumuman itu, tahap pertama akan menghubungkan Pontianak dengan Kuching dan Kota Kinabalu di Malaysia, serta distrik Tutong di Brunei.

Kemudian tahap kedua akan berjalan ke selatan dan menghubungkan Tutong dengan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk Samarinda dan Balikpapan.

“Dan nantinya akan menjadi ibu kota Indonesia di masa depan, Nusantara,” kata pengumuman perusahaan itu.

Rencananya akan ada empat terminal sebagai hub utama dengan total 24 stasiun.

Seperti halnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kereta direncanakan melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam.

Proyek ini masih sebatas gagasan dari Brunergy Utama.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kereta Cepat yang Menghubungkan Brunei, Serawak hingga IKN akan Dibangun

Malaysia Beri Pujian

Kepala Menteri Negara Bagian Sabah, Hajiji Noor memuji usulan mega proyek kereta api tersebut, dan mengatakan hal tersebut akan menjadi katalis ekonomi bagi wilayah Kalimantan.

Ia mengatakan jika proyek ini terwujud, maka hal ini akan memfasilitasi perdagangan, mendorong pertumbuhan industri di daerah perbatasan, meningkatkan pariwisata di wilayah Kalimantan, dan meningkatkan konektivitas antar masyarakat.

Malaysia Free Malaysia Today melaporkan, Menteri Pekerjaan Umum Malaysia Alexander Nanta Linggi menyebut pada November 2023, pihaknya telah menerima proposal awal mengenai proyek tersebut.

"Pemerintah federal telah menyetujui alokasi keuangan khusus untuk melakukan studi kelayakan pada rute di Sabah dan Sarawak," ujarnya.

Bagaimana Sikap Indonesia?

Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rencana mega proyek itu bukan wacana baru.

Meski begitu, Jokowi menyebut hingga saat ini belum ada pembicaraan detail terkait hal itu.

"Belum (ada komunikasi). Tetapi saya tahu itu sudah dalam perencanaan lama," ungkap Jokowi kepada awak media di Lanud Halim Perdana Kusuma, Rabu (3/4/2024).

(News/Gilang Putranto)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat