androidvodic.com

Iran Vs Israel: Memahami Strategi Bangsa Persia 'Merebus Katak': Perlahan dan Sistematis - News

News, JAKARTA - Hingga berita ini diturunkan, Iran belum membalas serangan mematikan Israel di Suriah, yang menewaskan petinggi Garda Revolusi.

Bahkan, para pakar berpendapat Iran mustahil berani melancarkan serangan ke wilayah Israel meski konsulat mereka di Damaskus, Suriah, digempur negeri yahudi tersebut.

Sikap Iran yang menahan diri dalam menghadapi agresi Israel tidak boleh disalahartikan sebagai kelemahan.

Teheran terus memberikan tekanan terhadap Tel Aviv melalui metodenya sendiri, dengan hati-hati menyiapkan panggung untuk kehancuran Israel.

Tulisan di bawah ini bersumber dari analisa Shivan Mahendrarajah, Doktor Bidang Timur Tengah dan Sejarah Islam sekaligus di Universitas Cambridge, di situs The Cradle.

Ia menggambarkan apa yang dilakukan Iran saat ini bagian dari strategi mereka "merebus katak" hingga mendidih.

Berikut ulasan lengkap Doktor Shivan Mahendrarajah.

Strategi dalam peperangan asimetris diungkapkan oleh teori “katak mendidih”:

Legenda mengatakan bahwa seekor katak yang ditempatkan di panci dangkal berisi air yang dipanaskan di atas kompor akan tetap bahagia.

Dia tetap merasa nyaman di dalam panci dan tidak menyadari air secara perlahan naik hingga titik mendidih.

Perubahan suhu satu demi satu derajat pada suatu waktu terjadi secara bertahap sehingga katak tidak menyadari bahwa ia sedang direbus, hingga semuanya terlambat.

Perumpamaan cerita ini sering digunakan oleh para ahli militer dan geopolitik untuk menggambarkan “permainan panjang” dalam mencapai tujuan strategis.

Saat ini, Iran dan sekutu regionalnyalah yang menggunakan pendekatan terukur untuk meningkatkan suhu di Asia Barat hingga membuat 'katak' AS dan Israel mendidih hingga mati.

Strategi, disiplin, dan kesabaran yang langka – yang merupakan kebalikan dari pemikiran jangka pendek Barat – akan membawa kemenangan bagi Iran. Mengutip ucapan Taliban: “Orang Amerika punya jam tangan, tapi kita punya waktu.”

Kini waktunya berada di pihak Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan sekutu regionalnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat