androidvodic.com

Turki Terbuka untuk Kerja Sama dengan Inggris dalam Isu-isu Regional dan Global - News

Turki Terbuka untuk Kerja Sama dengan Inggris dalam Isu-isu Regional dan Global

News- Turki terbuka untuk kerja sama dengan Inggris dalam isu-isu regional dan global kata Direktur Komunikasi.

Turki terbuka untuk segala bentuk kerja sama dengan Inggris dalam isu-isu regional dan global, kata Direktur Komunikasi negara tersebut pada hari Senin, Anadolu Agency melaporkan.

Berbicara kepada Panel Hubungan Turki-Inggris melalui pesan video, Fahrettin Altun, mengatakan panel tersebut akan menawarkan perspektif yang membuka pikiran mengenai status hubungan historis dan strategis saat ini antara kedua negara.

Diskusi dipandu oleh Direktorat Komunikasi Kedutaan Besar Turki di London.

“Seperti yang Anda ketahui, dunia kita sedang mengalami masa kelam. Kami menghadapi tantangan yang berbeda. Kita sering melihat krisis dan konflik regional dan global,” kata Direktur, menyinggung perang antara Ukraina dan Rusia.

“Sejak awal, Turki berulang kali menyerukan untuk menahan diri. Dengan mengadopsi prinsip bahwa perdamaian tidak ada pihak yang kalah, kami menyatakan bahwa konflik harus diselesaikan melalui perundingan dan bukan melalui perang. Konflik Ukraina-Rusia juga mempunyai konsekuensi global, seperti krisis pangan, yang berhasil kita hambat berkat perjanjian koridor gandum,” ujarnya.

Altun juga menyinggung tindakan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. “Masalah lain yang mempunyai implikasi global adalah serangan Israel terhadap Palestina. Penganiayaan Israel yang telah berlangsung bertahun-tahun kini telah mencapai babak baru".

"Israel telah menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam serangannya yang berlangsung selama enam bulan. Sangat menyedihkan bahwa kawasan ini kekurangan bantuan kemanusiaan yang memadai,” katanya.

Ia menambahkan bahwa umat Islam menghadapi rasisme, diskriminasi dan Islamofobia di seluruh dunia, Direktur mengatakan “meningkatnya rasisme dan xenofobia, khususnya di negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir, telah menyebabkan peningkatan pola negara-negara menjadi lebih terisolasi dibandingkan sebelumnya.”


Turki menentang segala bentuk diskriminasi

Altun mengatakan Turki menentang segala jenis diskriminasi.

“Meningkatnya proteksionisme global juga menghalangi ribuan orang yang tertindas dan rentan untuk menerima bantuan kemanusiaan yang paling mendasar. Sebagai orang Turki, kami sangat menentang segala bentuk rasisme dan diskriminasi,” katanya.

Mengenai pengungsi, Altun mengatakan Turki adalah salah satu negara yang berhasil mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh masalah pengungsi global.

“Solusi jangka panjang terhadap masalah pengungsi hanya dapat dicapai dengan membangun sistem yang mendorong pemerataan kemakmuran global,” tambahnya.


Risiko yang ditimbulkan oleh disinformasi

Direktur juga berbicara tentang risiko yang ditimbulkan oleh disinformasi.

“Yang membuat semua permasalahan ini semakin kacau adalah masalah disinformasi. Epidemi paling berbahaya yang merusak institusi dan masyarakat adalah disinformasi. Disinformasi menjadi wabah zaman,” katanya.

“Kami yakin disinformasi adalah masalah nasional dan global. Oleh karena itu, kami bersikeras untuk mengungkap aktivitas disinformasi apa pun dalam konflik regional".

"Misalnya, kami melawan kampanye disinformasi sistematis Israel untuk menyembunyikan serangan brutalnya melalui institusi dan organisasi terkait saat Israel membantai warga Palestina dan kebenaran itu sendiri,” Altun menyimpulkan, berharap panel tersebut akan memberikan hasil yang positif.

(Sumber: Middle East Monitor)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat