androidvodic.com

Saat Curah Hujan Berubah Menjadi Bencana Banjir Mematikan - News

Jerman selatan saat ini sedang dilanda bencana banjir. Sungai meluap, bendungan dan sistem pembuangan limbah rusak, ruang bawah tanah terendam air. Ratusan orang dievakuasi, seorang petugas pemadam kebakaran tewas, dan lainnya masih hilang.

Berkali-kali, alam menunjukkan kekuatannya yang luar biasa, dan kita ada di bawah hukum alam. Banjir beberapa waktu belakangan ini juga melanda negara Eropa lainnya, Slovenia, Kroasia dan Austria.

Tapi bagaimana air bisa menjadi kekuatan yang sangat dahsyat? Michael Dietze, peneliti lingkungan di Pusat Penelitian Geosains Jerman, dan bagian dari Helmholtz Center Potsdam, menulis tentang sifat banjir.

Dietze mengatakan, penting untuk diingat bahwa satu meter kubik air memiliki berat satu metrik ton, sehingga membuat air sangat berat.

"Air dapat memberikan tekanan yang luar biasa pada objek yang dilaluinya. Dan air yang bergerak sangatlah kuat – cukup kuat untuk menyapu mobil atau bahkan kontainer yang belum dilabuhkan."

Namun faktor lain juga ikut berperan, termasuk erosi. Permukaan tanah yang terdegradasi tapi tampak stabil dapat dengan mudah tersapu oleh air yang bergerak cepat.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Di Pusat Penelitian Geosains Jerman di Potsdam, para peneliti mempelajari dengan tepat cara air menggerus dan membawa sedimen, rambatan gelombang banjir dan besaran kekuatan saat air banjir menyapu suatu lanskap.

Dinas Cuaca Jerman melaporkan, curah hujan tinggi adalah risiko lingkungan yang diremehkan. Padahal hujan deras sulit diprediksi dan relatif jarang terjadi di sebagian besar wilayah. Ahli meteorologi dapat memperkirakan turunnya hujan, tapi tidak dapat mengetahui secara pasti kapan atau seberapa banyak volume air hujan akan turun di suatu wilayah tertentu.

Akibatnya, hujan deras dapat menyebabkan kerusakan lebih besar daripada yang diperkirakan. Seperti yang dijelaskan Dietze, "hujan deras menumpahkan sejumlah besar air ke tanah yang dalam banyak kasus sudah menjadi jenuh, ini berarti tanah tidak dapat menyerap air lagi."

Beda jenis tanah, beda cara menyerap air

Volume air bukanlah satu-satunya faktor. Komposisi tanah, atau kemampuannya dalam menyerap, menyimpan dan melepaskan air, juga berperan utama.

Di sinilah ukuran pori partikel tanah berperan. Koloid adalah partikel kecil berdiameter di bawah 2 mikrometer, terlalu kecil untuk terlihat dengan mata telanjang. Namun, dimensinya yang kecil berarti bahwa dalam jumlah besar mereka dapat membentuk luas permukaan yang sangat besar yang bisa mengikat molekul air.

Tanah liat dan lempung mengandung banyak koloid ini, sehingga air yang secara alami berada di antara pori-pori itu tidak dapat mengalir. Dengan pori-pori lebih sedikit, walaupun sudah amat jenuh, jenis tanah ini dapat menyimpan lebih banyak air dibandingkan pasir.

Namun butiran pasir lebih besar, dan terdapat lebih banyak lagi pori-pori besar berisi udara dan hanya sejumlah kecil koloid di tanah berpasir. Tanah berpasir bisa disebutkan hampir tidak mampu menahan air di antara pori-porinya, sehingga air dengan cepat mengalir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat