androidvodic.com

Riset: Pemanasan Global Capai Rekor, Namun Tidak Semakin Cepat - News

Lebih 50 ilmuwan dari seluruh dunia menggunakan metode yang disetujui PBB, menyelidiki apa penyebab lonjakan cuaca panas mematikan tahun lalu?

Hasilnya: Bahkan dengan laju pemanasan yang lebih cepat, mereka tidak melihat adanya bukti adanya akselerasi yang signifikan dalam perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang melampaui laju peningkatan pembakaran bahan bakar fosil.

Studi tahunan ini merupakan bagian dari serangkaian penilaian iklim berkala, yang dirancang untuk mengisi kesenjangan antara laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB yang dirilis rata-rata setiap enam tahun sekali sejak tahun 1988. Laporan bisa dibaca di jurnal Earth System Science Data.

Rekor suhu tahun lalu telah membuat para ilmuwan sibuk memperdebatkan, apa yang menyebabkan lonjakan besar ini dan apakah perubahan iklim semakin cepat atau ada faktor lain yang mempengaruhinya?

Ilmuwan iklim dari Universitas Leeds, yang merupakan penulis utama studi tersebut Piers Forster mengatakan: "Suhu meningkat dan menjadi lebih buruk persis seperti yang kami prediksi.”

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh akumulasi karbon dioksida, akibat meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil, kata dia dan rekan penulisnya.

Tahun lalu laju pemanasan tercatat mencapai 0,26 derajat Celsius per dekade – naik dari 0,25 derajat Celsius per dekade pada tahun sebelumnya.

Peningkatannya tidak terlalu signifikan, meski hal ini membuat angka tahun 2023 menjadi yang tertinggi yang pernah ada, kata Forster.

Situasinya makin mencemaskan

Para ilmuwan lain yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, laporan tersebut menunjukkan situasi yang semakin mengkhawatirkan.

"Memilih untuk bertindak terhadap perubahan iklim telah menjadi pokok pembicaraan politik, namun laporan ini harus menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa pada dasarnya tindakan yang diambil adalah pilihan untuk menyelamatkan nyawa manusia,” ucap ilmuwan iklim Universitas Wisconsin, Andrea Dutton, yang tidak menjadi bagian dari tim studi PBB.

"Bagi saya, situasi ini adalah sesuatu yang patut diperangi”

Tim penulis yang dibentuk untuk memberikan pembaruan ilmiah tahunan, di antara penilaian ilmiah utama PBB yang dirilis enam tahunan menetapkan, tahun lalu suhunya 1,43 derajat Celsius lebih hangat daripada rata-rata suhu pada tahun 1850 hingga 1900, dengan 1,31 derajat Celsius di antaranya berasal dari aktivitas manusia.

8% pemanasan lainnya sebagian besar disebabkan oleh El Nino, yakni fenomena pemanasan alami temporer di kawasan Pasifik tengah, yang mengubah cuaca di seluruh dunia dan juga pemanasan yang tidak wajar di sepanjang Samudera Atlantik serta anomali cuaca lainnya.

Dalam jangka waktu 10 tahun, suhu dunia telah memanas sekitar 1,19 derajat Celsius sejak masa praindustri, demikian temuan yang dipaparkan dalam jurnal Earth System Science Data.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat