androidvodic.com

Umat Muslim Gaza Shalat Idul Adha di Tengah Reruntuhan, Tanpa Santapan Daging Kurban - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, GAZA – Serangan militer Israel yang tak kunjung mereda, membuat ratusan umat muslim Palestina di jalur Gaza merayakan Idul Adha tanpa keceriaan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, ratusan warga di berbagai wilayah Gaza melaksanakan salat Idul Adha di antara reruntuhan puing-puing bangunan, di sisa-sisa bangunan masjid, dan di tempat terbuka, sambil membawa serta anak-anak mereka.

Meski serangan militan pertahanan Israel (IDF) membayangi nyawa mereka, namun dengan penuh semangat warga menyambut perayaan Idul adha dengan khidmat.

“Umat Islam mengadakan shalat di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan,” ujar Koresponden Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, yang melaporkan dari Deir el-Balah.

"Warga Palestina berusaha melakukan yang terbaik, terlepas dari agresi Israel yang terus berlanjut, untuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anak, karena banyak dari mereka akan bangun hari ini dan merayakan Idul Adha tanpa orang tua mereka,” imbuh Azzoum.

Shalat Ied warga Gaza OK
Warga Palestina menunaikan shalat Ied di reruntuhan Masjid Al-Omari yang dihancurkan Israel di Gaza City, Minggu, 16 Juni 2024.

Kondisi serupa juga terlihat di kota selatan Khan Younis, puluhan orang berkumpul pada Minggu pagi di dekat masjid yang hancur untuk melaksanakan salat Idul Adha.

Ribuan warga Palestina lainnya juga melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Ibrahimi di Hebron, di wilayah selatan Tepi Barat meskipun ada pembatasan keamanan yang diberlakukan oleh tentara Israel terhadap masuknya jamaah.

Kondisi mencekam terlihat di Masjid Al-Aqsa yang berada di Yerusalem.

Sebanyak 40.000 Muslim tidak bisa melaksanakan salat Idul Adha dengan dengan khidmat lantaran pasukan Israel bersikap anarkis, menyerang jamaah dan menghalangi masyarakat Palestina yang akan memasuki masjid tersebut.

Warga Palestina di berbagai wilayah Gaza melaksanakan salat Idul Adha di antara reruntuhan puing-puing bangunan, di sisa-sisa bangunan masjid, dan di tempat terbuka, sambil membawa serta anak-anak mereka, Senin, 17 Juni 2024.
Warga Palestina di berbagai wilayah Gaza melaksanakan salat Idul Adha di antara reruntuhan puing-puing bangunan, di sisa-sisa bangunan masjid, dan di tempat terbuka, sambil membawa serta anak-anak mereka, Minggu 16 Juni 2024. (Tangkap layar)

"Berbagai upaya dilakukan oleh tentara Israel untuk mencegah masuknya warga ke tempat-tempat suci. Tetapi antara 8.000 dan 10.000 warga Palestina tetap bisa melaksanakan salat Idul Adha di masjid," ujar Kepala Departemen Wakaf Hebron, Ghassan Al-Rajabi.

Tak Ada Penyembelihan Hewan Kurban di Gaza

Berbeda dari tahun sebelumnya ratusan ribu keluarga di Gaza tak bisa menikmati santapan daging kurban sebab Israel melarang masuknya hewan kurban dengan menutup semua perlintasan di Jalur Gaza.

Israel juga melarang masuk hewan kurban di wilayah pendudukan dan menutup perlintasan perbatasan Rafah dan perlintasan Kerem Shalom.

Baca juga: Hamas Buka Peluang Gencatan Senjata di Gaza, Siap Terima Proposal dari Joe Biden

"Pasukan pendudukan melakukan kejahatan baru. Mereka mencegah masuknya hewan kurban dengan menutup semua penyeberangan Jalur Gaza, termasuk pendudukan dan penutupan penyeberangan perbatasan Rafah, dan penyeberangan Kerem Shalom," lapor Anadolu Agency.

"Pelanggaran yang jelas terhadap hak asasi manusia dan pengabaian total terhadap nilai-nilai manusia dan Islam," lanjut laporan kantor berita itu.

Tak Ada Warga Gaza Berangkat Ibadah Haji

Selain tak dapat menikmati santapan daging kurban, sebanyak 2.500 jamaah haji Palestina tahun ini tak dapat menunaikan ibadah haji di tahun ini.

Hal itu lantaran Mesir menutup pintu perbatasan utama dari negara itu ke Kota Rafah, setelah Israel memperluas operasi militernya di wilayah itu.

Baca juga: Pesawat Misterius Jatuhkan Bantuan Makanan di Gaza saat Iduladha, Pertempuran di Rafah Lanjut

"Penutupan titik penyeberangan Rafah dan konflik yang masih berlangsung menyebabkan 2.500 jamaah haji Gaza, termasuk misi pendampingnya, tak bisa berangkat ke Tanah Suci," kata juru bicara Kementerian Wakaf Gaza, Ikrami Al-Mudallal.

Al-Mudallal mengatakan larangan Israel terhadap warga Palestina meninggalkan Gaza, merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama, karena banyak jamaah yang gagal menunaikan ibadah haji setelah menunggu hingga 10 tahun untuk mendapat giliran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat