androidvodic.com

Putin Mau Persenjatai Korea Utara, AS Kelabakan, Korea Selatan Langsung Bekingi Ukraina - News

News - Departemen Luar Negeri AS mengatakan kemungkinan Rusia untuk mengirim senjata ke Korea Utara sangat meresahkan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan keputusan itu tentu saja akan mengganggu stabilitas Semenanjung Korea.

"Kemungkinan besar keputusan itu akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, yang didukung oleh Rusia sendiri," kata Matthew Miller kepada wartawan, Kamis (20/6/2024) kemarin.

Pengumuman ini muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada wartawan di Vietnam tentang kerja samanya dengan Korea Utara.

Sehari sebelumnya, Putin menyelesaikan kunjungannya ke Korea Utara dan telah menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Dalam komentar terbarunya, Putin mengatakan Rusia mungkin memasok senjata kepada Korea Utara.

"Saya katakan, termasuk di Pyongyang, bahwa kami berhak memasok senjata ke wilayah lain di dunia... Mengingat perjanjian kami dengan Korea Utara, saya juga tidak mengecualikan hal ini," kata Putin, kemarin.

Ia mengharapkan kerja sama Rusia dengan Korea Utara dapat memberikan efek jera terhadap Barat.

Namun, Presiden Rusia itu mengklarifikasi bahwa tidak perlu menggunakan tentara Korea Utara dalam perang Rusia di Ukraina.

Putin juga merinci komentar yang dibuatnya awal bulan ini tentang senjata nuklir, dengan mengatakan Rusia sedang mempertimbangkan kemungkinan amandemen terhadap doktrinnya mengenai penggunaan senjata nuklir.

Doktrin tersebut menyatakan Rusia mungkin menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan nuklir atau jika Rusia berada di situasi terkena serangan konvensional, yang merupakan ancaman eksistensial bagi Rusia, dikutip dari Al Arabiya.

Baca juga: Mengapa Vietnam yang Dipilih Putin setelah Kunjungannya ke Korea Utara?

Rusia-Korea Utara Janji Saling Bantu Jika Diserang, Korea Selatan Langsung Bekingi Ukraina

Korea Selatan bereaksi setelah Putin dan Kim Jong Un menandatangani pakta kerja sama keamanan yang menyatakan Rusia dan Korea Utara akan saling membantu jika salah satunya diserang.

“Pemerintah menyatakan keprihatinan serius dan mengutuk penandatanganan perjanjian kemitraan strategis komprehensif antara Korea Utara dan Rusia, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama militer dan ekonomi,” kata Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Chang Ho-jin, Kamis (20/6/2024).

Menurutnya, kerja sama yang dapat menguatkan militer Korea Utara adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang menerapkan sanksi terhadap Korea Utara.

Chang Ho-Jin mengatakan Korea Selatan sedang mempertimbangkan masalah pasokan senjata ke Ukraina setelah Rusia dan Korea Utara menandatangani perjanjian itu.

“Kami berencana untuk meninjau kembali masalah dukungan bersenjata kepada Ukraina,” kata Chang, mengusulkan untuk mengubah kebijakan Korea Selatan yang tidak memberikan bantuan mematikan kepada Ukraina, dikutip dari Yonhap.

Korea Selatan juga akan memberikan sanksi tambahan terhadap empat kapal, lima organisasi, dan delapan individu yang terlibat dalam transfer senjata dan minyak antara Rusia dan Korea Utara.

(News/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat