androidvodic.com

Siap Bekingi Hizbullah, Milisi Irak akan Ngebom Situs AS jika Israel Mulai Perang di Lebanon - News

News - Pemimpin milisi Irak "Asa'ib Ahl al-Haq", Qais al-Khazali, mengatakan anggotanya siap menargetkan kepentingan Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut jika sekutu AS, Israel, melancarkan perang melawan Hizbullah Lebanon.

"Jika Amerika Serikat terus mendukung Israel dan Israel menyerang Lebanon dan Hizbullah, maka kepentingan Amerika di wilayah tersebut dan Irak akan menjadi sasaran," kata Qais al-Khazali dalam pidatonya, Senin (24/6/2024).

Milisi Irak yang menjalin hubungan baik dengan Hizbullah itu meminta AS untuk mencegah Israel agar tidak memperluas serangannya yang belum berakhir terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Ia mengatakan ada kebocoran informasi yang mengindikasikan niat Israel untuk memperluas operasinya dengan menyerang Lebanon dan Hizbullah, serta mengancam akan mengambil tindakan, dikutip dari Shafaqna Arab.

Milisi Irak Bersedia Gabung Hizbullah Lawan Israel

Pernyataan pemimpin milisi Irak muncul setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan beberapa faksi Irak dan sekitarnya telah menawarkan untuk mengirim pejuang mereka untuk membantu Hizbullah jika terjadi perang melawan Israel.

Namun, Nasrallah saat itu mengindikasikan, Hizbullah memiliki cukup pejuang dan mengancam akan menyerang seluruh wilayah Israel jika mereka menembus Lebanon selatan.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada mereka, namun kami terkejut dengan jumlah yang kami miliki dan pertempuran yang terjadi saat ini hanya menggunakan sebagian dari tenaga kerja Hizbullah," kata Nasrallah, Rabu (19/6/2024), dikutip dari Al Quds.

Peringatan akan serangan Israel yang lebih luas terhadap Hizbullah Lebanon meningkat sekitar dua minggu lalu.

Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat AS, Jenderal Charles Brown, memperingatkan setiap serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon dapat meningkatkan risiko konflik yang lebih luas yang melibatkan Iran dan kelompok bersenjata sekutunya di kawasan.

Ia yakin Iran selama ini mendukung dan mengembangkan kemampuan militer Hizbullah dan kelompok perlawanan lainnya di kawasan tersebut.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat

Baca juga: Potensi Perang, AS Prediksi Israel akan Serang Hizbullah Lebanon Beberapa Minggu Lagi

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah dan berjanji akan berhenti jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

Sementara itu, AS dan sekutunya, Israel, menuduh Iran mendanai kelompok-kelompok perlawanan di Irak, Suriah, Yaman, Lebanon, dan Palestina untuk melawan mereka.

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.551 jiwa dan 85.911 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (22/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(News/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat