androidvodic.com

Terungkap Sebab Fasilitas Energi Ukraina Bisa Hancur, 6 Misil Rusia Hanya Dilawan 1 Rudal Ukraina - News

News -- Fasilitas energi Ukraina hancur dan lumpuh oleh serangan misil dan rudal Rusia.

Meski Kiev sebelumnya mengklaim bahwa sebagian besar rudal pasukan Vladimir Putin berhasil dicegat oleh sistem pertahanan mereka, akhirnya terungkap bahwa kehancuran pembangkit listrik karena ketidakseimbangan peperangan.

DTEK sebuah perusahaan investasi energi Ukraina mengungkapkan bahwa sebagian besar serangan rudal Rusia sampai ke sasaran hingga 80 persen lebih pembangkit listrik Ukraina hancur karena keterbatasan pertahanan Ukraina.

Baca juga: Ukraina Resmi Miliki Pasukan Sistem Tak Berawak Pertama di Dunia, Siap Serang Rusia Hingga 1.000 KM

Direktur Eksekutif DTEK, Dmitry Sakharuk dikutip dari Kiev Post mengungkap bahwa lima hingga enam rudal Rusia hanya bisa dicegat dengan satu rudal Ukraina.

“Sepertinya untuk setiap rudal yang kita miliki saat ini, ada lima atau enam rudal Rusia yang menyerang kita. Jika Anda memiliki 10 rudal yang datang ke arah Anda, Anda memerlukan setidaknya 12 rudal di sistem pertahanan udara Anda. Jadi kalaupun kita mulai pulih, mulai memperbaiki, sekarang tidak ada cara untuk melindungi unit yang dipulihkan,” kata Sakharuk.

Strategi peperangan Rusia berubah, setelah Kiev terus mengincar pos-pos militer dan energi musuh.

Pasukan Vladimir Putin tahun ini pun menirunya dengan menghancurkan hampir semua infrastruktur listrik di Ukraina.

CNN memberitakan bahwa taktik tersebut ternyata terbukti memberi tekanan terhadap Ukraina. "Tekanan ini belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sistem energi Ukraina yang sudah lumpuh,” demikian tulis CNN.

Akibat penghancuran tersebut, pemadaman listrik dan pemanas di Ukraina diperkirakan bisa berlangsung hingga 20 jam sehari pada musim dingin mendatang.

Baca juga: Uni Eropa Kucurkan Dana Tambahan untuk Ukraina

Perusahaan listrik Ukraina, Ukrhydroenergo dikutip dari BBC akan melakukan pemadaman listrik yang lama di musim dingin nanti yaitu, selama dua pertiga hari atau 20 jam dalam sehari.

Pada April lalu, seperti dikutip dari Russia Today, pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa psukannya mengincar fasilitas energi Ukraina sebagai serangan balasan atas rusaknya sejumlah fasilitas energi di Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukan Rusia melancarkan gelombang serangan presisi tinggi yang melibatkan senjata dan drone jarak jauh berbasis udara dan laut terhadap fasilitas energi dan minyak di seluruh Ukraina.

Bombardemen tersebut ditujukan untuk mengganggu pekerjaan perusahaan yang berorientasi pada pertahanan dan menurunkan produksi dan logistik militer untuk keperluan militer.

Personel layanan darurat Ukraina bekerja untuk memadamkan api di wilayah Ivano-Frankivsk barat negara itu setelah serangan Rusia terhadap fasilitas energi. Foto: AP/Layanan Darurat Ukraina
Personel layanan darurat Ukraina bekerja untuk memadamkan api di wilayah Ivano-Frankivsk barat negara itu setelah serangan Rusia terhadap fasilitas energi. Foto: AP/Layanan Darurat Ukraina (Tangkap Layar Twitter/X)

Unit garis depan Kiev. Rusia menegaskan bahwa serangan tersebut tidak pernah menargetkan warga sipil.

“Pertama-tama, kami berasumsi bahwa ini adalah cara kami mempengaruhi industri pertahanan Ukraina, dan mempengaruhinya secara langsung,” kata Putin.

Putin menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari demiliterisasi oleh Rusia di Ukraina.

Namun Putin menjelaskan bahwa Moskow tidak melakukan serangan apa pun” selama musim dingin karena alasan kemanusiaan.

“Kami tidak ingin meninggalkan institusi sosial, rumah sakit, dan sebagainya tanpa aliran listrik, namun setelah serangkaian serangan terhadap fasilitas energi kami, kami terpaksa merespons,” tegasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat