androidvodic.com

Bagaimana Serangan Drone Israel Bunuh Jurnalis Gaza, Kesaksian Korban Selamat & Analisis Audiovisual - News

Bagaimana Serangan Drone Israel Bunuh Jurnalis Gaza, Kesaksian Korban Selamat & Analisis Audiovisual

News- Bagaimana serangan pesawat nirawak Israel membunuh jurnalis di Gaza
Kesaksian korban selamat dan analisis audiovisual mengungkap pola serangan UAV Israel terhadap jurnalis Palestina dalam beberapa bulan terakhir, bahkan ketika mereka dapat diidentifikasi dengan jelas sebagai pers.

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis, 103 jurnalis dan pekerja media termasuk di antara lebih dari 37.000 korban Palestina akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

Menghadapi perang paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah modern, Forbidden Stories — yang misinya adalah melanjutkan pekerjaan jurnalis yang terbunuh saat bertugas — mulai menyelidiki penargetan pers di Gaza dan Tepi Barat.

Dalam sebuah kolaborasi unik, Forbidden Stories mempertemukan 50 jurnalis dari 13 organisasi media di seluruh dunia.

Konsorsium tersebut menganalisis hampir 100 kasus jurnalis dan pekerja media yang terbunuh di Gaza, serta kasus-kasus lain di mana Israel diduga telah menargetkan, mengancam, atau melukai anggota pers selama delapan bulan terakhir.

Karena tidak dapat melaporkan secara bebas dari dalam Jalur Gaza, anggota konsorsium menghubungi lebih dari 120 jurnalis dan saksi mata kegiatan militer di Gaza dan Tepi Barat dari jarak jauh; berkonsultasi dengan sekitar 25 ahli balistik, senjata, dan audio, termasuk Earshot; dan menggunakan citra satelit dari Planet Labs dan Maxar Technologies.

Berikut ini adalah salah satu dari dua artikel dari proyek yang +972 terbitkan bersama dengan Forbidden Stories.

Pada sore hari tanggal 22 Januari, empat wartawan Palestina mendaki bukit kecil di Gaza utara untuk mencoba mencari sinyal internet.

Anas Al-Sharif, Mahmoud Shalha, Emad Ghaboun, dan Mahmoud Sabbah berada di wilayah Tal Al-Zaatar, melaporkan tentang bencana kelaparan yang melanda Jalur Gaza sejak serangan Israel dimulai musim gugur lalu, menyusul serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Saat mereka mencari sinyal untuk mengirimkan video ke editor mereka, ledakan tiba-tiba menghantam kelompok itu hingga jatuh ke tanah.

Di tengah kepulan asap, Al-Sharif, yang mengenakan rompi pers dan menderita luka ringan di punggungnya, berlari ke arah rekan-rekannya yang kini tergeletak di reruntuhan yang berlumuran darah.

Ajaibnya, mereka semua selamat, meskipun seorang warga sipil lainnya tewas dalam serangan itu.

Ghaboun, yang menderita luka paling parah di antara keempat wartawan, harus dibawa ke rumah sakit terdekat dengan buldozer.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat