androidvodic.com

Geger Politik Prancis, Perebutan Kursi Perdana Menteri Makin Panas, Bagaimana Macron Bersikap? - News

News - Situasi politik di Prancis memanas, perebutan kursi Perdana Menteri begitu sengit.

Dalam satu bulan yang terakhir, sedang diadakan pemilihan anggota parlemen di semua negara Uni Eropa.

Selama lebih dari 50 tahun, setiap kali Prancis mengadakan pemilihan parlemen, para pemilih akan tahu keesokan paginya partai mana yang akan berkuasa dan dengan agenda politik apa.

Kali ini berbeda.

Ini berawal dari Presiden Emmanuel Macron yang mengumumkan pemilihan umum dadakan yang mengejutkan.

Setelah kampanye terpendek dalam sejarah modern, rakyat Prancis memberikan suara yang spektakuler untuk menahan gelombang dukungan dari sayap kanan.

Lanskap politik yang dihasilkan terbagi dan hasilnya rumit, The Guardian melaporkan.

Di Prancis, partai yang memperoleh suara terbanyak adalah Rassemblement National (RN, National rally), sebuah partai sayap kanan dengan kebijakan ultra-konservatif dan xenofobia, serta anti-imigrasi.

Ia menang melawan partai-partai lain, termasuk partai Presiden Prancis Macron, yang menyebabkan kekacauan besar

Tepat setelah hasil pemilu, Macron mengumumkan bahwa, terkait hasil pemilu, ia memutuskan untuk membubarkan majelis nasional Prancis.

Artinya, semua anggota parlemen Prancis harus dipilih kembali.

Baca juga: Partai Macron Kalah Telak, Prancis Bakal Berubah Haluan

Keputusan ini benar-benar mengguncang politik Prancis.

Tidak ada yang benar-benar mengerti mengapa Macron melakukan itu, karena saat ini dia memiliki mayoritas parlemen, tetapi pasti akan kehilangannya mengingat popularitas sayap kanan akhir-akhir ini.

Jajak pendapat memang menunjukkan bahwa RN akan memperoleh kemenangan telak, dan bahkan mungkin memperoleh mayoritas absolut (lebih dari 50 persen anggota parlemen), sehingga mereka berada dalam posisi untuk membentuk pemerintahan dan benar-benar menjalankan negara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat