androidvodic.com

Cidera Anterior Cruciate Ligament Masih Menjadi Momok Menakutkan bagi Atlet - News

News, JAKARTA - Cedera masih menjadi  momok terbesar bagi atlet, karena bila tidak ditangani dengan benar bisa mengakibatkan penurunan performa bahkan bisa mengakibatkan selesainya karir dari atlet tersebut.

Banyak macam cedera olahraga, tetapi cedera yang paling menjadi momok para atlet adalah cedera ACL (anterior cruciate ligament) karena ACL tidak dapat beregenerasi.

ACL adalah urat di dalam sendi yang berfungsi menjaga kestabilan sendi lutut yang biasa dialami dalam olahraga mobilitas tinggi, seperti sepak bola, tenis, bulu tangkis, bola basket, dan olahraga bela diri.

Ketika terjadi kerusakan, tubuh pun tidak dapat memperbaikinya secara alami sehingga operasi menjadi jalan satu-satunya cara untuk mengobati cedera ACL ini.

"Cedera ACL bisa berupa putus, atau robek yang mengakibatkan sendi lutut menjadi tidak stabil, karena ACL pada lutut memang berfungsi menjaga kestabilan sendi lutut," kata Dr. Bobby N Nelwan, SpOT dari Royal Sports Medicine Centre, Selasa (24/5/2016).

Dikatakannya, operasi ACL mengganti jaringan ikat yang rusak dengan yang baru yang jaringannya akan diambil dari jaringan ikat lain yang berada di tubuh pasien.

Jaringan ikat yang biasanya digunakan untuk membuat ACL baru adalah jaringan ikat pada hamstring. Otot hamstring dipilih karena menyerupai ACL yang sudah rusak/putus.

"Tindakan operasi yang digunakan adalah arthroskopi yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan tehnik minimal invasive yaitu dengan hanya sayatan kecil pada sendi untuk memasukkan kamera dan alat operasi," katanya.

Operasi arthroskopi sudah banyak di gunakan karena memiliki kelebihan robekan kecil sehingga bekas juga sedikit/kecil, nyeri lebih minimal, jaringan lunak yang rusak hanya sedikit sehingga meminimalkan infeksi luka dan pendarahan dan lebih cepat sembuh/pulih.

"Setelah menjalani operasi, pasien masih harus melewati masa penyembuhan yang memakan waktu antara 6-8 bulan untuk bisa kembali keaktifitas olah raga," katanya.

Selama masa penyembuhan, sang atlet hanya bisa berkonsentrasi untuk memperkuat jaringan ACL yang masih belum terikat sempurna di tempat yang semestinya.

Atlet harus menjalani terapi hingga ACL sudah berada dalam posisi sempurna untuk bertugas menahan gerakan lutut sebagaimana mestinya.

"Bahkan termasuk untuk mengembalikan performance atlet agar mencapai puncaknya tersebut diperlukan keahlian seorang dokter yang mendalami tentang sports medicine," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat