androidvodic.com

Pentingnya Vaksinasi Covid-19 Bagi Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Jalani Proses Dialisis - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, JAKARTA - Pemerintah terus fokus melaksanakan program vaksinasi Covid-19 terhadap seluruh warga yang memenuhi persyaratan.

Saat ini program vaksinasi ini sedang dilakukan pada kelompok petugas pelayanan publik dan lanjut usia (lansia).

Namun bagaimana dengan para penderita penyakit penyerta (komorbid) ?

Pasien dengan komorbid tentunya bisa mengikuti program vaksinasi, namun ada catatan tertentu yang harus diperhatikan.

Terkait pentingnya vaksinasi pada pasien komorbid sebagai kelompok yang rentan terinfeksi Covid-19, tiga organisasi ginjal global mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk memprioritaskan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani proses dialisis untuk memperoleh vaksinasi.

Baca juga: Terkait Pelaksanaan Vaksinasi Covid hingga Nilai Impor Indonesia, Ini Respon Ketua MPR RI

Hal itu karena program vaksinasi diyakini bisa menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya pasien gagal ginjal terhadap virus tersebut.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Presiden American Society of Nephrology (ASN) Susan E Quaggin, Presiden The European Renal Association-European Dialysis and Transplant Association (ERA-EDTA) Christoph Wanner, serta Presiden International Society of Nephrology (ISN) Vivekanand Jha.

Dalam keterangan resminya, mereka menjelaskan orang yang mengalami gagal ginjal tidak dapat hidup tanpa perawatan dialisis.

Selain itu, pasien gagal ginjal juga masuk dalam kelompok berisiko tinggi terinfeksi Covid-19.

Oleh karena itu, perlakuan khusus tentunya harus mereka peroleh dalam proses mendapatkan vaksinasi, karena sebagian besar orang dengan gagal ginjal kronik dirawat di unit fasilitas dialisis.

Para pasien ini tidak dapat melakukan isolasi mandiri di rumah, karena harus melakukan proses dialisis di fasilitas kesehatan selama dua hingga tiga kali dalam satu minggu.

Dalam melakukan proses dialisis, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 3 hingga 4 jam.

"Untuk menerima perawatan yang menyelamatkan nyawa ini, mereka terlalu sakit dan rentan untuk bepergian ke lokasi vaksinasi publik. Sehingga perlu digaris bawahi harus menyiapkan vaksin di tempat dialisis pasien," kata tiga pimpinan organisasi itu dalam keterangan resminya, Rabu (17/3/2021). 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat