Prof dr Taruna Ikrar di IAMRA 2021: Pentingnya Regulasi Kesehatan dalam Era Globalisasi - News
News - Ketua Konsil Kedokteran, Prof dr Taruna Ikrar bersama Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan presentasi dalam International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA), 12 Oktober 2021.
Presentasi tersebut dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi seluruh Konsil Kedokteran Sedunia, yakni Conferences of the International Association of Medical Regulatory Authorities.
Pertemuan tersebut mengetengahkan tema THE URGENCY OF THE MEDICAL REGULATORY IN AN ERA OF GLOBALIZATION.
Baca juga: CDC: AS Akan Terima Vaksin yang Disetujui WHO untuk Wisatawan Asing
Baca juga: WHO Kirim Bantuan untuk Penanganan Covid-19 ke Korea Utara
Berikut adalah isi pidato yang disampaikan oleh Prof dr Taruna Ikrar :
Saya ingin berbicara mengenai pentingnya regulasi kesehatan dalam era globalisasi.
Kita tahu, di era globalisasi, kita saling terkait satu sama lain
Di era ini, batas sekat antar negara sudah mulai menipis
Globalisasi telah menyentuh segala lini kehidupan
Termasuk menyasar termasuk bidang kesehatan
Artinya, kita akan saling membutuhkan
Dalam kondisi ini, kita bisa mengembangkan banyak hal dari kesempatan yang ada, sekaligus menghadapi segala tantangan
Dalam konsep kesehatan global, ada banyak elemen yang berpengaruh
Ada penyandang dana, organisasi muliterateral, akademisi, WHO hingga media
Media akan memainkan peranan penting sebagai pemberi pengaruh dalam konsep kesehatan global
Terkini Lainnya
Ketua Konsil Kedokteran, Prof dr Taruna Ikrar memberikan presentasi dalam International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA).
BERITA TERKINI
berita POPULER
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
Tak Langsung Ganti Baju setelah Berolahraga Bisa Munculkan Jerawat Punggung
Jerawat Punggung Bisa Disebabkan oleh Faktor Genetik? Ini Penjelasan Dokter
Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Kardiovaskular, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
70 Juta Perokok Aktif di RI, Pakar Kesehatan: Perlu Pendekatan Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi