androidvodic.com

Pencegahan Stunting Bisa Dilakukan pada fase Pranikah, Ini 5 hal yang Harus Diperhatikan Catin - News

News - Pernah dengar tentang stunting? Stunting bukanlah penyakit, melainkan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).

Permasalahan stunting dapat perhatian khusus dari pemerintah, sebab angka stunting di Indonesia masih berada pada prevalensi yang cukup tinggi, yaitu 27,67 persen. Jumlah tersebut masih berada di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen.

Terlebih lagi, stunting memiliki dampak jangka panjang yang sangat berkaitan dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia, yaitu rendahnya kecerdasan, meningkatnya risiko penyakit menular, serta berlanjutnya stunting hingga usia dewasa. Mengingat risiko tersebut, pemerintah pun menargetkan penurunan angka prevalensi stunting jadi 14 persen di tahun 2024.

Dalam pelaksanaannya, Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan berbagai usaha preventif serta sosialisasi mengenai stunting terhadap berbagai kalangan masyarakat, salah satunya bagi Calon Pengantin (Catin) atau Calon Pasangan Usia Subur (PUS).

Ini yang harus dilakukan catin untuk cegah stunting pada buah hati

Jika kamu adalah seorang catin dan berniat memiliki anak kelak, sudah saatnya mulai mempelajari hal-hal terkait stunting jauh sejak sebelum menikah. Dengan begitu, kelak kamu akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk menghilangkan dan meminimalisasi risiko yang dapat berpotensi melahirkan anak yang stunting.

Tentunya, kamu dan pasangan ingin agar buah hati terlahir dengan sehat dan bebas dari stunting, bukan? Maka itu, sebelum menikah, yuk catat hal-hal yang perlu diketahui dalam rangka pencegahan stunting!

1. Periksa status gizi

Status gizi catin, terutama catin wanita, sangat berpengaruh terhadap faktor risiko stunting. Sebagai calon ibu, catin wanita yang terlalu kurus dikhawatirkan tidak akan mampu mencukupi gizi bagi janin yang dikandung kelak.

Karena itu, ada baiknya kamu dan pasangan memeriksa kesehatan dan kualitas gizi jauh sebelum hari pernikahan. Untuk mengetahui status gizi, kamu dapat melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran LILA khususnya dilakukan untuk mengetahui risiko Kurang Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi berkepanjangan pada catin wanita.

Seandainya LILA dan IMT catin wanita belum memenuhi standar kesehatan, tak perlu khawatir. Catin wanita bisa mengetahui bagaimana cara memperbaiki status gizi dengan melakukan konsultasi ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan terdekat sesegera mungkin.

2. Jaga kesehatan alat reproduksi

 Sebagai catin yang akan menjalankan kehidupan baru, kamu tentunya harus selalu menjaga kondisi fisik untuk hari pernikahan nanti. Nah, kamu juga perlu, lho, mengetahui kondisi dan kesehatan fisik pasangan, termasuk menjaga kesehatan alat reproduksi.

Saat telah mengenal dan menjaga alat reproduksi dengan baik, kamu dan pasangan juga dapat mencegah penyakit infeksi menular seksual serta mengetahui adanya kelainan genetik yang dapat berpengaruh pada kesehatan catin ke depannya.

Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan? Oh ya, pemeriksaan kesehatan alat reproduksi ini dapat dilakukan secara gratis, lho, di Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

Jalankan gaya hidup sehat

Salah satu cara termudah untuk mengurangi risiko kehamilan dengan bayi stunting adalah dengan mulai menjalankan gaya hidup sehat sejak jauh hari sebelum pernikahan.

Mengingat status gizi catin sangatlah penting untuk mengurangi risiko bayi stunting, kamu dan pasangan dapat mulai menyeimbangkan menu makanan sehari-hari dengan memperbanyak konsumsi makanan sehat. Selain itu, perhatikan juga kualitas makanan yang dikonsumsi setiap harinya.

Agar menjalankan gaya hidup sehat terasa lebih menyenangkan, kamu dan pasangan dapat mendukung satu sama lain melalui kegiatan-kegiatan positif, misalnya rutin berolahraga bersama-sama, serta saling dukung untuk berhenti merokok.

Rencanakan kehamilan dengan baik

Catin perlu mempersiapkan kehamilan sejak sebelum pernikahan dan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan pasangan. Sebagai informasi, usia ideal kehamilan sendiri adalah 21-35 tahun.

Calon Ibu dengan kehamilan 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat) jadi salah satu hal yang perlu dicegah dalam merencanakan kehamilan. Selain itu, catin wanita perlu mengetahui siklus menstruasinya dengan baik.

Lebih lanjut lagi, ada beberapa cara bagi para catin dalam merencanakan kehamilan yang ideal, yaitu melalui program Keluarga Berencana (KB).

Metode kontrasepsi untuk catin sendiri ada beberapa macam dengan tingkat efektivitas yang berbeda-beda. Yang pertama adalah metode kontrasepsi modern jangka pendek melalui Pil KB, kondom, dan suntik.

Kedua adalah metode modern jangka panjang, yaitu Alat Kontrasepsi Bawah kulit (AKBK)/implan/susuk serta alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/intrauterine device (IUD). Terakhir adalah metode modern permanen, yaitu vasektomi dan tubektomi.

Persiapkan 1000 hari pertama kehidupan

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan masa-masa terpenting bagi seorang anak. 1000 HPK ini adalah periode emas pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai semenjak terbentuknya janin hingga anak berusia 2 tahun.

Sepanjang periode 1000 HPK nanti, asupan gizi menjadi hal terpenting untuk dijaga oleh calon ibu.

Nantinya, saat catin wanita hamil dan menyusui, konsumsi makanan dengan gizi seimbang perlu tetap dilanjutkan agar dapat memproduksi ASI yang berkualitas. Jangan sepelekan hal ini ya, karena kualitas ASI sangat berpengaruh pada pertumbuhan berat serta tinggi badan bayi.

Yang tidak kalah penting, kamu dan pasangan perlu menjaga asupan gizi sang buah hati dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan usianya.

Selain memperhatikan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan bayi dengan teliti, bawa anak ke posyandu secara berkala, serta lakukan imunisasi.

Seandainya hasil pengukuran berat badan bayi ada di atas atau di bawah grafik pertumbuhan atau bahkan terjadi gejala stunting, segera lakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan dan bawa bayi ke pusat kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dalam rangka mewujudkan keluarga yang sehat dan bahagia, memang sangat banyak hal yang perlu dipersiapkan dan direncanakan dalam jangka panjang.

Nah, apabila kamu membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai persiapan kehidupan berkeluarga setelah menikah nanti, kamu bisa langsung mengakses aplikasi “ELSIMIL” (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) dari BKKBN, lho!

Untuk membantu catin dalam merencanakan pernikahan, BKKBN juga menghadirkan kuesioner kesiapan menikah yang bisa kamu isi melalui #

Dengan mempersiapkan dan merencanakan kehamilan sejak pranikah, kamu dan pasangan telah turut berpartisipasi dalam mengurangi risiko peningkatan angka stunting di Indonesia. Mari wujudkan generasi bebas stunting!

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat