androidvodic.com

Obat Suntik Pertama Pencegah HIV Kini Kantongi Persetujuan FDA Amerika Serikat - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, MARYLAND - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui obat suntik pertama untuk pencegahan penyakit HIV.

Obat baru yang diberi nama 'Apretude' ini diberikan kepada pasien setiap dua bulan melalui metode suntikan.

Sebaliknya, pil yang sudah ada di pasaran dapat mencegah risiko tertular HIV hingga 99 persen jika diminum setiap hari.

Baca juga: FDA AS Keluarkan Izin Obat Antibodi Covid-19 AstraZeneca untuk Orang yang Miliki Kelainan Imun

Baca juga: Daftar QnA WHO Terkait HIV dan AIDS, Perbedaan dengan AIDS hingga Jenis Perawatan Penderita HIV

"Persetujuan hari ini menambahkan alat penting dalam upaya untuk mengakhiri epidemi HIV dengan memberikan pilihan pertama untuk mencegah HIV yang tidak melibatkan konsumsi pil setiap hari," kata Direktur Divisi Antivirus di Pusat Evaluasi Obat dan Riset FDA, Dr. Debra Birnkrant dalam pengumumannya pada Senin lalu.

Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (22/12/2021), pejabat kesehatan negara itu telah memperingatkan bahwa pil harian dapat menjadi rejimen yang sulit bagi sebagian orang untuk dipatuhi, sehingga obat suntikan menjadi pilihan yang lebih layak untuk populasi berisiko dan dapat digunakan pula untuk tindakan pencegahan.

Persetujuan ini diberikan setelah dua uji coba FDA menemukan Apretude lebih efektif dalam mengurangi risiko HIV dibandingkan pil harian untuk 69 persen dari 'cisgender laki-laki dan perempuan transgender yang berhubungan seks dengan laki-laki' serta 90 persen dari 'cisgender perempuan'.

Ilustrasi HIV/AIDS
Ilustrasi HIV/AIDS (Hello Sehat)

FDA akhirnya menemukan bahwa suntikan itu 66 persen lebih efektif dalam mencegah infeksi HIV dibandingkan dosis harian Truvada, yang merupakan obat pencegahan HIV terkemuka.

Dua uji coba yang dilakukan di 13 negara itu, termasuk diantaranya satu yang mempelajari lebih dari 4.500 'laki-laki yang tidak terinfeksi HIV dan perempuan transgender yang berhubungan seks dengan laki-laki', sedangkan yang lainnya termasuk lebih dari 3.000 'perempuan cisgender yang tidak terinfeksi namun berisiko tertular HIV'.

Apretude, yang merupakan bentuk obat cabotegravir GlaxoSmithKline, telah disetujui untuk digunakan orang dewasa dan remaja yang berisiko di AS.

Obat ini awalnya diberikan dalam dua dosis selama satu bulan terpisah, kemudian dilanjutkan setiap dua bulan sekali.

Namun yang perlu dicatat adalah apretude hanya digunakan oleh pasien dengan tes HIV-negatif yang dikonfirmasi.

Apretude pun rencananya akan mulai dikirimkan ke distributor pada tahun depan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat