androidvodic.com

Satu Ovarium Diambil karena Kista, Bisakah Perempuan Hamil? Simak Penjelasan Dokter - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA - Kehadiran si buah hati dalam keluarga merupakan dambaan bagi sebagian besar keluarga. Karenanya, berbagai upaya pun dilakukan oleh para pasangan.

Namun, selama proses tersebut ada pasangan yang punya gangguan kesehatan para organ reproduksi. Satu di antaranya adalah kista pada perempuan.

Bahkan kista yang berada di ovarium, misalnya, dapat menghambat proses pembuahan. Karenanya beberapa tindakan medis pun memutuskan menghilangkan satu dari dua ovarium.

Lantas, setelah pengangkatan satu ovarium, apakah perempuan tersebut bisa hamil?

Baca juga: Apa Itu Kista Ovarium? Berikut Penjelasan, Gejala Beserta Perawatan yang Bisa Dilakukan di Rumah

Baca juga: Idap Kanker Ovarium, Ini Perjuangan Feby Febiola, Pilih Pasrah dan Jadikan Sebagai Berkat Tuhan

Menurut seksolog kondang dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS, saat perempuan hanya punya satu ovarium, maka tidak memperkecil kemungkinan untuk hamil.

Namun biasanya pada beberapa kista setelah tindakan, harus dicek kembali. jika satu ovarium yang bermasalah, biasanya ovarium yang sehat ikut terganggu.

"Yang ada kista pasti buntu. Karena diikat dan ovarium dipotong. Yang sehat itu kadang uska ikut-ikutan. Coba di HSG aja, kemudian dilihat kalau masih bagus bisa langsung program," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM dikutip Tribunnews Senin (27/12/2021).

Selain itu gangguan kehamilan juga disebabkan karena efek lain. Seperti sering adanya infeksi seperti toxco dan lainnya. Untuk memastikan kondisi rahim, maka harus diperiksa.

Baca juga: Kista Ovarium: Penjelasan, Ciri dan Gejalanya, Biasa Terjadi Bersamaan dengan Proses Mestruasi

"Kesempatan hamil itu besar. Jangan takut kalau punya satu ovarium hamil, cuma 50 persen. Gak seperti itu. Itu hanya mekanisme kompasisasi saja. Kerja dua ovarium diambil alih jadi satu ovarium," kata dr Boyke menambahkan.

Selain itu dr Boyke pun menyarankan bagi ibu yang ingin melakukan program hamil, harus bersama dengan suami. Karena selain perempuan, laki-laki juga punya pengaruh besar dalam program kehamilan.

"Karena dari data ditemukan bahwa 45-48 persen penyebab suami. 50-55 persen penyebab adalah istri untuk punya anak," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat