androidvodic.com

Pemeriksaan Hipertensi Tidak Cukup Hanya Dilakukan Sekali - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA - Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang bisa berakibat bagi organ lain.

Hipertensi yang tidak terkendali dapat menyebabkan terjadinya cardiovascular, gagal ginjal, struk dan sebagainya.

Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang kurang waspada terhadap hipertensi.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua InaSH, dr Erwinanto Sp JP (K), FIHA.

"Untuk Indonesia, masyarakat di perkotaan, pada tahun 2017 Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia melakukan survei pada orang berusia 40 tahun. Yang menyadari dirinya hiptertensi hanya 52,5 persen dari semua yang diperiksa hipertensi saat itu," ungkap Ketua InaSH, dr Erwinanto Sp JP (K), FIHA dalam konferensi pers virtual yang diadakan InaSH, Jumat (18/2/2022).

Dan hampir 50 persen tidak menyadari kalau dirinya mengalami hipertensi.

Baca juga: Perempuan Lebih Rentan Terkena Hipertensi Dibandingkan Laki-Laki

Sedangkan secara nasional berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Reskesdas) 2018, hanya 10 persen masyarakat Indonesia yang tahu dirinya alami hipertensi.

"Deteksi dini masih rendah. Selain itu untuk tingkat pelayanan kesehatan hendaknya melakuan pemeriksaan yang benar. Kalau bukan pasien hipertensi, jangan memasukkan ke kelompok hipertensi," kata dr Erwinanto menambahkan.

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia pun sejak 2019 menganjurkan pemeriksaan tidak hanya satu kali kunjungan.

Untuk mengetahui hipertensi atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan beberapa kali kunjungan.

"Alternatifnya diperiksa di luar klinik, memakai pemeriksaan tekanan darah di rumah. Memakai alat yang biasa, seperti dilakukan sehari hari," katanya.

Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan ambulatory. Tujuannya untuk mengetahui pasien tertentu.

Saat ini menurutnya rata-rata di Indonesia diagnosis yang dilakukan hanya satu kali pemeriksaan di klinik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat