androidvodic.com

Dukungan Keluarga Penting untuk Jaga Mental, Emosional dan Nutrisi Pasien Kanker - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, JAKARTA - Di masa pandemi virus corona (Covid-19), para pasien kanker yang selama ini dikenal sebagai 'pejuang kanker' menghadapi lebih banyak tekanan dan risiko kesehatan.

Karena mereka tidak hanya harus concern terhadap penyakit kanker yang dideritanya saja, namun juga berisiko tinggi terpapar Covid-19, lantaran merupakan kelompok yang rentan.

Hal ini tentunya membuat mereka membutuhkan support system atau dukungan yang solid dari orang terdekatnya, terutama keluarga yang bertindak sebagai 'caregiver'.

Baca juga: Update Corona 20 Februari 2022: Kasus Baru Tambah 48.484 Pasien, 163 Jiwa Meninggal

Baca juga: Setiap Jam, Satu Wanita di Indonesia Meninggal karena Kanker Serviks 

Dukungan yang solid ini sangat penting untuk menjaga agar mental dan emosional pasien kanker tetap sehat, sehingga mereka selalu semangat dan optimal dalam menjalani perawatannya.

Lalu seperti apa gangguan emosional yang biasa dialami para pasien kanker?

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, mengatakan bahwa penderita kanker umumnya mengalami berbagai masalah emosional dan mental setelah mendapatkan vonis bahwa 'ia menderita kanker'.

Masalah emosional dan mental yang timbul mulai dari depresi hingga gangguan emosional dengan tingkat yang parah.

"Orang yang terdiagnosa kanker sangat umum mengalami masalah emosional dan mental seperti depresi, gangguan stres pascatrauma, gangguan kecemasan umum, serta gangguan emosional yang parah," ujar Prof. Aru, dalam virtual media gathering World Cancer Day 2022 bertajuk 'Beyond Physical: Mental and Emotional Impact' yang digelar PT.Kalbe Farma Tbk, Minggu (20/2/2022).

Oleh karena itu, ia pun menekankan bahwa peran caregiver sangat penting dalam memberikan dukungan mental dan emosional kepada para pejuang kanker.

Di Indonesia, kata dia, keluarga sebagai caregiver memiliki peran yang sangat besar dalam membantu membangun kepercayaan diri pada pasien kanker agar mereka dapat menjalani perawatannya secara maksimal dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Prof. Aru menyampaikan bahwa untuk memastikan keberhasilan ini, para dokter harus melakukan pendekatan terhadap dua komponen terkait pasiennya, yakni pasien tersebut dan keluarganya sebagai caregiver.

Sebagai seorang dokter yang menangani pasien dengan penyakit kanker, ia wajib mengenali karakter pasiennya.

Di Indonesia, kata dia, peluang kesembuhan tidak hanya bisa didorong dari semangat pasiennya saja, namun juga dukungan dari keluarga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat