androidvodic.com

Peringatan Dokter: Ayam Broiler Picu Kanker Payudara - News

News, JAKARTA -- Mengkonsumsi ayam broiler secara berlebihan ternyata dapat memicu kanker payudara

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban menjelaskan, lemak yang tinggi pada ayam broiler memudahkan sel kanker berkembang.

"Ya kalau sering banget (mengonsumsi ayam broiler), lebih memudahkan timbulnya kanker payudara. Tapi bukan karena ayamnya (yang picu kanker). Kan ayam broiler mengandung banyak lemak. Konsumsi lemak berlebihan pada diet jangka panjang memudahkan kanker payudara," ujarnya dikutip dari unggahan di instagram miliknya, Selasa (5/7/2022).

Hal ini diperkuat pula oleh studi yang dilakukan dengan membandingkan tingkat konsumsi lemak antar negara.

Dimana negara dengan konsumsi lemak tinggi masyarakatnya lebih rentan terkena kanker payudara, dibanding dengan negara yang konsumsi lemaknya rendah.

“Ini dibuktikan baik pula pada binatang percobaan, maupun juga pada beberapa negara yang konsumsi lemaknya tinggi dibandingkan dengan negara lain yang konsumsi lemaknya rendah. Ternyata kejadian kanker payudara lebih tinggi pada negara-negara dengan konsumsi lemak yang tinggi, termasuk ayam broiler,” jelasnya.

Baca juga: Apa Itu Kanker Payudara? Ini Gejala, Faktor Risiko, dan Langkah Pencegahannya

Menurut data GLOBOCAN 2020, kanker payudara merupakan penyakit tidak menular yang menempati peringkat teratas kejadian baru kanker di Indonesia dengan 65.858 kasus baru dan 22.430 kematian. 

Adapun lebih dari 80 persen kasus pasien saat didiagnosis pertama kali ditemukan berada pada stadium yang lanjut atau metastatik, di mana upaya pengobatan sulit dilakukan. 

 Sehingga upaya bersama perlu dilakukan agar masyarakat secara sukarela melakukan deteksi dini kanker payudara, sehingga kanker payudara dapat ditanggulangi sedini mungkin, sementara bagi pasien kanker payudara metastatik dapat tetap menjalani kualitas hidup yang baik.

**Beban Pembiayaan Kanker Payudara Capai 7,6 Triliun**

Di Indonesia kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Elvida Sariwati menuturkan, sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan ketika pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.

''70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata dia.

Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. 

Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah.

''Karena deteksinya sudah di ujung, sehingga pembiayaan yang dikeluarkan semakin besar,'' katanya.
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat