androidvodic.com

WHO Sebut HIV Renggut 40,1 Juta Nyawa Secara Global, Ketahui Gejala dan Cara Penularannya - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak hanya menargetkan sistem kekebalan tubuh saja.

Namun juga melemahkan pertahanan orang terhadap banyak infeksi dan beberapa jenis kanker yang sebenarnya dapat dilawan secara lebih mudah oleh orang dengan sistem kekebalan yang sehat.

Saat virus menghancurkan dan merusak fungsi sel kekebalan, individu yang terinfeksi secara bertahap menjadi imunodefisiensi.

Fungsi kekebalan biasanya diukur dengan jumlah CD4.

Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, ini tergantung pada individunya.

AIDS didefinisikan oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi atau manifestasi klinis jangka panjang yang parah lainnya.

Apa saja tanda dan gejalanya?

Dikutip dari laman resmi WHO, Selasa (29/11/2022), gejala HIV bervariasi, tergantung pada stadium infeksi.

Meskipun orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya.

Baca juga: Kemenkes Ungkap 12.553 Anak Usia di Bawah 14 Tahun Berstatus Terinfeksi HIV

Dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, penderita mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza, termasuk demam, sakit kepala, ruam atau sakit tenggorokan.

Namun karena infeksi semakin melemahkan sistem kekebalan, penyakit ini dapat mengembangkan tanda dan gejala lainnya, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk.

Tanpa pengobatan, penyakit ini juga dapat mengembangkan penyakit parah seperti tuberkulosis (TB), meningitis kriptokokus, infeksi bakteri parah, dan kanker seperti limfoma serta sarkoma Kaposi.

Perlu diketahui, HIV terus menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang utama, sejauh ini penyakit tersebut telah merenggut 40,1 juta nyawa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat