Cegah Diabetes Melitus Tipe 2 Lewat Perubahan Gaya Hidup - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
News, JAKARTA - Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD., FINASIM., mengatakan bahwa terdapat 3 jenis pencegahan Diabetes Melitus (DM) tipe 2 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Ia menjelaskan, pencegahan primer merupakan upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko.
"Yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk menderita DM tipe 2 dan intoleransi glukosa. Upaya pencegahan terutama dilakukan melalui perubahan gaya hidup," jelas Prof Suastika, dalam Media Briefing Hari Diabetes Sedunia (2022) yang digelar Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) di Hotel Aston Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022).
Lalu pencegahan sekunder, kata dia, berupa upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM Tipe 2.
"Pencegahan sekunder dilakukan dengan mendeteksi dini adanya penyulit, melakukan penyuluhan, dan melakukan pemberian vaksinasi," kata Prof Suastika.
Baca juga: Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Diprediksi Mencapai 13,7 Juta Orang pada 2030
Selanjutnya, langkah pencegahan tersier ditujukan pada kelompok pasien diabetes yang telah mengalami penyulit.
"Ini dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup," tegas Prof Suastika.
Penyakit Diabetes Melitus (DM) saat ini tidak hanya menjadi permasalahan kesehatan di negara maju saja, namun juga di negara berkembang seperti Indonesia.
Perlu diketahui, Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan total penyandang diabetes (diabetesi) mencapai 10,6 juta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memprediksi angka penderita diabetes di negara ini akan terus mengalami peningkatan hingga menduduki peringkat ke-4 di dunia pada 2030.
Dalam media briefing bertajuk 'Lindungi Masa Depanmu: Integrasi Teknologi Kesehatan untuk Optimalkan Edukasi dan Program Dukungan Pasien Diabetes' itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Nadia Tarmizi dalam paparannya mengenai 'situasi diabetes di Indonesia pada tahun ini' mengakui bahwa penyakit DM kini semakin meningkat di Indonesia.
"Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi DM meningkat menjadi 10,9 persen dan prediksi International Diabetes Federation (IDF) memprediksikan akan ada peningkatan jumlah penderita diabetes di Indonesia dari 10,7 juta tahun 2019 menjadi 13,7 juta di tahun 2030," tegas Nadia.
Ia menekankan bahwa upaya menurunkan prevalensi DM merupakan hal yang sangat penting dan ini menjadi tugas bagi para stakeholder.
"Diagnosis dini dan tatalaksana komprehensif pada penderita diabetes akan menekan angka morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit komorbid ataupun komplikasi diabetes," jelas Nadia.
Perlu diketahui, DM Tipe 2 sebenarnya dapat dicegah melalui upaya peningkatan pengetahuan dan menerapkan perilaku hidup sehat.
Hal itu karena faktor risiko yang paling utama yang terkait dengan DM Tipe 2 ini adalah gaya hidup.
American Diabetes Association (ADA) memaparkan bahwa perubahan gaya hidup yang sederhana seperti pola makan yang lebih sehat dan rutin dalam beraktivitas fisik, dapat menurunkan risiko diabetes secara signifikan.
Terkini Lainnya
Penyakit Diabetes Melitus tidak hanya menjadi permasalahan kesehatan di negara maju saja, namun juga di negara berkembang seperti Indonesia.
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
BERITA REKOMENDASI
Kapan Orang dengan Diabetes Harus Segera Membatalkan Puasanya?
Penderita Diabetes Boleh Berpuasa, Tapi Perhatikan 4 Hal Ini
BERITA TERKINI
berita POPULER
Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Kardiovaskular, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
70 Juta Perokok Aktif di RI, Pakar Kesehatan: Perlu Pendekatan Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi
Menkes Enggan Disangkutpautkan dengan Pencopotan Dekan FK Unair
Respons Kemenkes Usai Dekan FK Unair Dicopot karena Tolak Wacana Dokter Asing
Indonesia Kekurangan 1 Juta Kantong Darah, 33 RS Ditargetkan Kumpulkan & Kelola Mandiri Donor Darah