Bahaya, Pergeseran Pola Makan Sebabkan Penyakit Jantung hingga Kanker Usus Besar - News
News, BEKASI - Di era yang modern ini, rentan terjadi pergeseran pola makan.
Para ahli gizi pun menyarankan untuk cerdas dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.
Makanan dan minuman organik diyakini memberikan nutrisi yang baik bagi tubuh.
Hal ini disampaikan oleh Dokter spesialis Gizi Klinik RS St Carolus, dr. Dermawan C Nadeak, SpGK saat menjadi pembicara dalam sebuah acara Health Talk.
Health Talk bertema: cerdas berkonsumsi, pasti bernutrisi ini digelar Minggu (16/4/2023) pukul 10.30 WIB di Gedung Karya Patroral Lt 3 Gereja Katolik Santo Bartolomeus, Taman Galaxi, Bekasi.
dr Dermawan menjelaskan beberapa contoh perubahan pola makanan yang sering terjadi.
Dulu makanan yang dikonsumsi tinggi karbohidrat kompleks, sekarang juga tinggi karbohidrat tapi karbohidrat sederhana.
Lalu dulu makanan tinggi serat, sekarang tinggi lemak terutama lemak hewani.
"Dulu kita konsumsi makanan rendak lemak, rendah garam, tinggi kalium. Sekarang kebalikannya, rendah serat, tinggi garam, rendah kalium," ujarnya.
Perubahan-perubahan pola makanan ditambah cara memilih makanan masing-masing orang ini berdampak pada sejumlah penyakit.
Di antaranya serangan jantung, kolestrol tinggi, hipertensi, batu empedu, kanker usus besar.
"Asupan makanan yang lebih banyak dari aktivitas fisik ditambah pola makan yang salah juga bisa mengakibatkan obesitas," tambahnya.
Latihan Jasmani
Tak hanya menerapkan pola makan yang baik dan asupan bergizi bagi tubuh, ternyata latihan jasmani juga diperlukan.
Terkini Lainnya
Perubahan-perubahan pola makanan ditambah cara memilih makanan masing-masing orang berdampak pada sejumlah penyakit, seperti jantung dan kanker usur
BERITA TERKINI
berita POPULER
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
Tak Langsung Ganti Baju setelah Berolahraga Bisa Munculkan Jerawat Punggung
Jerawat Punggung Bisa Disebabkan oleh Faktor Genetik? Ini Penjelasan Dokter
Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Kardiovaskular, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
70 Juta Perokok Aktif di RI, Pakar Kesehatan: Perlu Pendekatan Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi