androidvodic.com

Saat Terluka, Mana yang Lebih Baik, Dibiarkan Tertutup Atau Terbuka? Berikut Penjelasan Dokter  - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA- Terjadinya luka atau cedera tentu terkadang tidak dapat dihindari. 

Soal penanganan luka, di tengah-tengah masyarakat kita sering terjadi perdebatan. 

Baca juga: Cara Mengobati Luka Bakar dengan Bahan Alami di Rumah, Mulai dari Madu hingga Lidah Buaya

Ada yang mengatakan luka lebih baik ditutup saja atau diperban. Namun sebagian berpendapat luka sebaiknya dibiarkan terbuka. 

Lantas, mana yang lebih baik baik? saat terjadi luka apakah sebaiknya dibuka atau ditutup? 

Terkait hal ini Dokter ahli dr. Gia Pratama pun berikan penjelasan. 

Dibuka atau ditutup, itu tergantung bagaimana jenis lukanya. 

Obat luka pakai jarak
Obat luka pakai jarak (net)

"Pastikan dulu apakah pendarahan aktif atau tidak. Kalau pendarahan aktif harus ditutup jangan sampai mengalir terus," ungkapnya pada acara Press Conference Be The Unstoppable Family with Betadine di Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2023). 

Jika luka tetap terus mengalir, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Sedangkan pada luka yang tidak mengalami pendarahan aktif, boleh diberikan salep yang mengandung povidone iondine. 

Povidone iondine adalah antiseptik yang mampu merusak sel kuman agar mati. 

"Dibersihkan dulu pakai air mengalir baru dipakaikan povidone, dan baru ditutup. Ditutup itu juga bukan 24 jam. Kalau tidak terekspos boleh dibuka," paparnya lagi. 

Yang penting, luka jangan basah. Karena kalau basah, makan akan muncul kuman atau bakteri

Lebih lanjut, dr Gia memberikan tips yang mesti dilakukan pertama kali saat anak mengalami luka. 

Pertama, jangan panik. Kalau sudah panik, maka tidak dapat terpikirkan apa yang harus dilakukan. 

Kedua, sebelum memberi penanganan pada luka, perlu membersihkan tangan terlebih dahulu. 

"Karena tangan kita penuh dengan bakteri.  Kalau pegang luka bertambah jumlah bakteri dari situ," tutur dr Gia. 

Untuk mendorong penyembuhan, dr Gia menganjurkan untuk mengonsumsi protein. 

"Kecepatan penyembuhan juga didorong dengan bahan baku yang diterima tubuh. Apa bahan bakunya, protein, harus terpenuhi terutama pada anak," tutupnya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat