androidvodic.com

Penyakit Jantung Koroner pada Perempuan Memiliki Risiko Penyebab Kematian Lebih Besar Dibanding Pria - News

Laporan Wartawan News, Fahdi Fahlevi

News, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan penyakit kardiovaskuler kini tak lagi dianggap sebagai penyakit laki-laki semata.

Kaum perempuan juga mulai terdampak oleh penyakit tersebut.

Baca juga: Studi: Pengobatan Jantung Koroner Lebih Efektif Pakai Bioadaptor Dibandingkan Stent Bersalut Obat

"Selama ini, penyakit jantung koroner pada umumnya dianggap sebagai penyakit laki-laki atau pada usia lanjut, namun faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu dari empat perempuan meninggal karena penyakit jantung koroner," kata Bintang melalui keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).

"Jumlah ini lebih banyak dari kematian yang disebabkan oleh semua jenis penyakit kanker dan hal tersebut menjadikan penyakit kardiovaskuler menjadi salah satu penyebab kematian utama pada perempuan," tambah Bintang.

Da menyampaikan, penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung koroner pada perempuan memiliki risiko penyebab kematian yang lebih besar dibandingkan terhadap laki-laki.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan juga menunjukkan penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama kematian ibu di bawah kematian akibat pendarahan saat persalinan, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah, infeksi, dan gangguan metabolisme.

Selain itu, penyakit jantung juga menjadi salah satu penyakit utama pada kematian bayi, di bawah pneumonia, diare, dan syaraf.

Baca juga: Ini Penyebab Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Berisiko Stunting

Data epidemiologi global pun menunjukkan sekitar 80 persen perempuan berusia 40-60 tahun memiliki setidaknya satu atau lebih faktor risiko penyakit jantung.

"Dengan terjadinya perubahan gaya hidup di masa kini, penyakit jantung pada perempuan bisa terjadi pada usia produktif bahkan dalam masa kehamilan, dan berdampak pada kesejahteraan perempuan termasuk berdampak pada angka kematian ibu," tutur Bintang.

Menurutnya, dibutuhkan kesadaran bersama memastikan dan mengutamakan para perempuan Indonesia untuk mendapatkan akses layanan kesehatan dan informasi yang memadai, termasuk edukasi mengenai pencegahan penyakit jantung koroner.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat