androidvodic.com

Kemenkes Perketat Pengawasan di Pelabuhan dan Bandara Cegah Mycoplasma Pneumonia - News

Laporan Wartawan News, Rina Ayu

News, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) meningkatkan langkah kewaspadaan pada penyebaran Mycoplasma Pneumonia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM, mengatakan surat edaran telah diterbitkan Kemenkes kepada kantor kesehatan pelabuhan dan bandara.

Hal ini guna melakukan koordinasi dengan maskapai maupun kapal laut agar meningkatan kewaspadaan, mengindetifikasi penumpang dengan gejala-gejala sesak nafas dan demam tinggi.

"Kami minta petugas di Kantor Kesehatan Pelabuhan dan lintas sektor dalam upaya deteksi dan pencegahan masuknya infeksi emerging terkait di pintu-pintu masuk," tutur dia dalam konferensi pers yang ditulis, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Sejumlah Anak Terpapar Mycoplasma Pneumonia di Jakarta, Ini Kata Menkes

Kemenkes, ujar dia, telah menyiapkan fasyankes tingkat pertama dan tingkat lanjut serta bekerja sama dengan stake holder terkait penanganan keluhan atau gangguan kesehatan akibat Mycoplasma Pneumonia.

Melaksanakan surveilleins ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui pelaporan rutin ispa bit.ly/ILI-SARI dan sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR) melalui link http://skdr.surveillans.org.

Juga melalui nomor WhatsApp Public Health Emergency Operation Center Phone (PHEOC) 0877-7759-1097 atau email poskoklb@yahoo.com dan diteruskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

Diketahui, pada awal November 2023, China melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan.

Pada akhir November 2023, dilaporkan adanya klaster dengan “undiagnosed pneumonia” pada anak di China Utara.

Menurut laporan dari China, kebanyakan kasus pneumonia pada anak yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae atau disebut sebagai bakteri atipikal.

Pasien menunjukkan gejala pneumonia seperti demam, kelelahan, dan batuk. Hingga saat ini belum ada kasus kematian yang dilaporkan.

Berdasarkan Komisi Kesehatan Nasional China, kenaikan kasus disebabkan oleh beberapa patogen saluran pernapasan seperti bakteri Mycoplasma pneumonia, virus influenza, dan infeksi respiratory syncytial virus (RSV) serta adenovirus.

Sejauh ini belum ditemukan patogen baru yang bisa menyebabkan pneumonia pada anak.

Adapun sebagai bentuk kesiapsiagaan Pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi penularan pneumonia, Kemenkes RI memberi tanggapan dengan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma pneumonia di Indonesia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, penerbitan surat edaran bertujuan mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat