Hati-Hati, Tidak Hanya Diabetes, Konsumsi Makanan Manis Bisa Berisiko Hipertensi - News
Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi
News, JAKARTA- Belakangan makanan manis memang sangat digemari.
Tapi kamu sebaiknya hati-hati. Mengonsumsi makanan manis yang berlebihan menimbulkan beragam penyakit.
Baca juga: Waspada Risiko Pakai Sandal Jepit atau Sandal Karet Bagi Pasien Diabetes
Tidak hanya diabetes, makanan manis ternyata bisa berujung pada penyakit darah tinggi atau hipertensi.
Loh kok bisa?
Terkait hal ini, Ahli gizi masyarakat Dr dr. Tan Shot Yen beri penjelasannya.
Baca juga: Hati-hati, Konsumsi Makanan Manis Bisa Pengaruhi Nafsu Makan Anak
Menurutnya, secara tidak langsung makanan manis bisa berujung hipertensi.
"Ujung-ujungnya barang kali bisa, tapi tidak langsung," ungkapnya pada talkshow yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan secara virtual, Jumat (9/2/2024).
Semua berawal dari orang-orang yang mengonsumsi makanan gula secara berlebihan dapat mengalami kegemukan.
Orang yang mengalami kegemukan bisa sebabkan gula darah tinggi.
Gula darah yang tinggi tentu bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
"Salah satunya adalah pembuluh darah jadi mengeras dan menciut. Bisa bayangkan pembuluh darah mengeras dan menciut, tentu diameter semakin kecil, tekanan semakin tinggi," jelasnya.
Namun efek ini biasanya tidak terjadi secara instan. Namun efeknya baru terasa setelah bertahun-tahun kemudian.
"Efek jangka panjang. Nantinya bisa diidap," tutupnya.
Terkini Lainnya
Tidak hanya diabetes, makanan manis ternyata bisa berujung pada penyakit darah tinggi atau hipertensi.
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
Tak Langsung Ganti Baju setelah Berolahraga Bisa Munculkan Jerawat Punggung
Jerawat Punggung Bisa Disebabkan oleh Faktor Genetik? Ini Penjelasan Dokter
Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Kardiovaskular, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
70 Juta Perokok Aktif di RI, Pakar Kesehatan: Perlu Pendekatan Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi