androidvodic.com

Obesitas Meningkat di Indonesia, Kemenkes Imbau Batasi Makanan Mengandung Gula, Garam dan Lemak - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA - Obesitas masih menjadi masalah di dunia. Bagaimana tidak, orang yang obesitas berisiko tinggi mengalami penyakit tidak menular

Misalnya penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes. 

Disampaikan dalam acara Media Workshop Nutrifood (#BatasiGGL)“Menjadi Agen Perubahan untuk Cegah dan Atasi Obesitas” dalam rangka Hari Obesitas Sedunia 2024.

Baca juga: Pasien DBD dengan Obesitas Berisiko Alami Kondisi Sakit Lebih Parah, Begini Penjelasannya 

"Dari 10,5 persen persen di tahun 2007 menjadi 21,8 persen di tahun 2018. Sehingga Obesitas saat digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif," ungkapnya  di Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024). 

Salah satu cara menanggulangi obesitas adalah mengurangi asupan garam, gula dan lemak. 

Sebagaimana ditetapkan oleh Kemenkes , idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan).

Lalu dalam sehari, konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan). 

Selain itu, kata Eva pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang Pencantuman Informasi Gula, Garam, dan Lemak di Pangan Olahan dan Siap Saji. 

Masyarakat bisa melihat dan mempertimbangkan berapa kebutuhan yang diperlukan.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular yang bisa muncul karena obesitas

Dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan, 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat