Imbau Orang Tua Tak Biarkan Anak 'Makan' Pasta Gigi, Dokter: Bisa Sebabkan Fluorosis - News
Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi
News, JAKARTA - Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun perlu rutin menyikat giginya.
Orang tua pun diimbau sudah membiasakan anaknya untuk rajin menyikat gigi sejak gigi pertama anak muncul, yaitu pada sekitar usia 6 bulan.
Pasta gigi atau odol untuk anak pun juga tersedia. Biasanya odol untuk anak tidak terlalu pedas dan muncul dengan varian rasa yang disukai.
Kadang kala varian rasa ini membuat anak suka "memakan" atau menelan pasta gigi tersebut.
Mengenai kebiasaan ini, orang tua sebaiknya bertindak karena kalau dibiarkan, dapat menyebabkan fluorosis gigi.
Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis gigi, drg Alana Aluditasari, Sp.K G A dari RS Pondok Indah Jakarta.
"Jika terlalu banyak makan bisa berujung jadi fluorosis. Terjadi di semua gigi," ungkapnya saat pengarahan media yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Minggu (24/3/2024).
Kondisi fluorosis bisa mempengaruhi penampilan gigi. Biasanya fluorosis menyebabkan kemunculan garis putih tipis pada enamel gigi.
Pada kondisi yang lebih parah, fluorosis menimbulkan noda bercak cokelat dan membuat tekstur enamel gigi jadi kasar.
"Makanya jangan dimakan. Ada batas dosis maksimal. Kalau sesuai dosis ketelan tidak apa. Kecuali dosis harian hampir satu (bungkus)," imbaunya.
Terkini Lainnya
Orang tua sebaiknya tak membiarkan anak menelan pasta gigi karena dapat menyebabkan fluorosis gigi.
Solusi Masalah Lambung untuk Generasi Milenial dan Z yang Gemar Eksplorasi Kuliner Viral
BERITA REKOMENDASI
Peningkatan Kelas Jalan Non Sebagai Solusi ODOL Terhambat Anggaran
BERITA TERKINI
berita POPULER
WHO Keluarkan Peringatan Soal Bedak Tabur Bisa Picu Kanker
BREAKING NEWS: WHO Keluarkan Peringatan Soal Bedak Tabur Bisa Picu Kanker
Prof Budi Santoso Dekan FK Unair Dicopot, Menkes: Banyak Komentar Jelek Mengenai Saya . . .
Data Penduduk Aman dari Serangan Ramsomware, Pelayanan BPJS Kesehatan Tetap Normal
Menkes Dukung Kebijakan Penduduk Tumbuh Seimbang, Ini Respons Kepala BKKBN