Peran Aktif Generasi Muda dalam Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Sangat Penting - News
Generasi muda harus didorong berperan aktif dalam berbagai upaya mengatasi dampak perubahan iklim lewat pendekatan budaya.
"Catatan sejarah kita memperlihatkan bahwa manusia mampu mempengaruhi dunia melalui kebudayaan yang dikembangkan dengan berbagai cara, termasuk mengubah pola pikir dan perilaku," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/11).
Pernyataan Lestari itu dikutip saat meresmikan Pavilion Indonesia di arena KTT COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11) sore WIB.
Hadir pada acara itu antara lain Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan), Agus Justianto (Ketua Penyelenggara Paviliun Indonesia), perwakilan lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta, serta perwakilan dari sejumlah negara peserta KTT COP 27.
Lestari yang merupakan Wakil Ketua MPR RI koordinator bidang penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah itu, mengajak semua pihak untuk mendengarkan suara generasi muda dan melibatkan mereka secara aktif dalam berbagai upaya mengatasi dampak perubahan iklim.
Ketidakpercayaan aktivis lingkungan belia dari Swedia, Greta Thunberg terhadap COP27 dalam menyelamatkan lingkungan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus menjadi pengingat bagi kita
bahwa banyak yang harus dibenahi dalam upaya memperbaiki lingkungan.
Dengan upaya perbaikan lingkungan yang menyeluruh, tambah Rerie, diharapkan kita mampu mengubah penilaian generasi muda, untuk kemudian mengajak mereka mengambil peran dalam seluruh aksi yang dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim ini.
Apalagi, dalam beberapa tahun mendatang, bukan hanya Indonesia tetapi di dunia, jumlah generasi muda sangat besar."Saat itu generasi muda bukan hanya punya kesempatan, tetapi juga menentukan arah ke mana sesungguhnya dunia ini akan dibawa," ujarnya.
Menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, kebudayaan sebagai pondasi sekaligus cara yang senantiasa menempatkan manusia pada kedudukan tertinggi dapat dimanfaatkan untuk menyatukan langkah bersama.
Lewat kebudayaan di nusantara yang luhur, ujarnya, alam bahkan kerap diberi tempat yang layak dalam keseharian. Sampai saat ini bumi pun dianggap sebagai ibu pemberi kehidupan bagi setiap makhluk.
Sesungguhnya, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, kita memiliki sebuah upaya yang dikenal sebagai local wisdom. Beratus tahun, bahkan berabad-abad yang lalu Indonesia selamat dari dampak perubahan iklim karena kearifan lokal.
"Sudah saatnya kita kembali mengangkat, memperkenalkan dan menjelaskan inti dari kearifan lokal tersebut kepada seluruh anak bangsa di Indonesia khususnya, agar kita dapat bersama- sama merawat bumi kita," ujarnya.
Rerie sangat berharap setiap upaya yang ditujukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim global harus berujung pada penyelesaian yang betul-betul fundamental, bukan mengedepankan symptomatic solution semata.
Terkini Lainnya
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat meresmikan Pavilion Indonesia di arena KTT COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11) sore WIB.
Bertemu Ahmad Syaikhu, Bamsoet Terima Usulan Pimpinan DPR Diisi Perwakilan Partai Politik di DPR
BERITA REKOMENDASI
Atasi Krisis Iklim, Pemimpin Muda Asia Upayakan Praktik Berkelanjutan
BERITA TERKINI
berita POPULER
Bantu Korban Bencana Sumbar, KKP Salurkan Ratusan Paket Sembako, Selimut, dan Susu
Sebagai Komitmen MPR, Wakil Ketua MPR RI HNW Kembali Usulkan Pembentukan Badan Kehormatan MPR
Hadiri Halal Bihalal PADIH UNPAD, Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Baru Lakukan Legislatif Review
Berikan Kuliah Filsafat Hukum Tata Negara, Bamsoet: Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman
Ikuti Ujian Pelatihan PEKERTI Dosen, Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan