androidvodic.com

Gelar Genbest Talk di Pringsewu, Kemenkominfo: Gizi dan Pangan Tingkatkan Daya Saing SDM Indonesia - News

News –Sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas menjadi kunci penggerak Indonesia, termasuk dalam hal ekonomi. Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030 mendatang.

Namun, masih ada tantangan tersendiri dalam pembangunan SDM karena masih rendahnya daya saing dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama, artinya kalau peringkat daya saingnya masih rendah maka potensi Indonesia untuk menuju bangsa yang besar ini akan mengalami hambatan,” ujar Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemenkominfo, Nursodik Gunarjo.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting bertajuk Genbest Talk "Lengkapi Nutrisi Bikin Generasi Stunting Free" di Kabupaten Pringsewu, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Kemenkominfo Gelar Genbest Talk Catin Cerdas, Stunting Terhempas di Wonosobo

Berdasarkan laporan Business World, peringkat daya saing dari SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 67 negara. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, peringkat Indonesia ini masih terpaut jauh.

Oleh karena itu, menurut Nursodik, untuk menghadirkan SDM Indonesia yang kuat antara lain bergantung pada bagaimana anak-anak mengasup gizi ketika kecil. Pasalnya, gizi dan pangan tentu akan berpengaruh pada kecerdasan dan produktivitas kerja SDM Indonesia.

"Namun saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan dalam hal gizi karena masih memiliki sebuah problematika bersama yang namanya stunting. Ini yang saya kira dampaknya akan sangat luar biasa terhadap kualitas SDM kita," tambahnya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita), akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak janin hingga anak berusia 2 tahun.

Angka prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 masih tergolong tinggi di angka 21,6 persen. Adapun Presiden Joko Widodo telah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

"Dengan tingkat stunting yang masih tinggi di Indonesia, bukan hanya keluarga yang terkena dampaknya, tetapi negara juga. Saat generasi mendatang terkena stunting, maka mereka kelak tidak akan dapat berkompetisi dengan masyarakat global," ujar Nursodik.

Baca juga: Beri Edukasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda Belajar Pentingnya Cegah Stunting Sedari Dini

Penjabat Bupati Pringsewu yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pringsewu, Heri Iswahjudi, menjelaskan bahwa Kabupaten Pringsewu pada tahun 2021 menjadi lokus untuk kegiatan penurunan stunting penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting.

Berdasarkan data SSGI, angka stunting di Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan dari 19 persen pada tahun 2021 menjadi 16,2 persen pada tahun 2022.

"Untuk itu, kami sangat mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan Genbest Talk dari Kemenkominfo. Ini salah satu bentuk upaya nyata dalam rangka mendukung keseluruhan program penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Pringsewu dan Provinsi Lampung, khususnya sebagai bagian dari kolaborasi dan koordinasi multi sektor guna menunjang percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia,” ujar Heri.

Heri berharap agar para peserta yang hadir di kegiatan Genbest Talk, dimana mayoritas adalah mahasiswa dan remaja Kabupaten Pringsewu, dapat semakin paham dan peduli untuk menjaga kualitas kesehatan diri sebagai para calon orang tua di masa mendatang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat