androidvodic.com

Tanpa Royalty Fee, Kedai Kopi 98 Tawarkan Konsep Kemitraan - News

News, TANGERANG - Bisnis minuman berbahan dasar kopi terus tumbuh bagaikan jamur di musim hujan.

Saat ini dapat secara mudah ditemui kedai kopi atau bahasa gaulnya 'coffee shop' atau hanya gerobakan (booth) kecil di setiap jalan, mall serta gedung perkantoran (office tower).

Bicara konsep pun sangat bervariatif, mulai dari minum di tempat (dine in) hingga dapat dibawa pulang (take away) alias 'coffee to go'.

"Banyak kedai kopi bermunculan, tapi banyak pula yang mati di tengah jalan karena salah membaca pasar, lokasi dan sekedar punya-punyaan saja," kata Heriyono Nayottama, pemilik dari kedai KOPI 98 di Tangerang Selatan, Jumat (20/9/2019).

Menurut dia, perlu perhitungan yang matang sebelum membuka sebuah kedai kopi. "Besar kecilnya modal harus dihitung dengan detail, karena ini menyangkut investasi (uang) yang kita keluarkan," jelas Heriyono.

Kata Heriyono, KOPI 98 membidik segmentasi semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga keluarga.

"Kami siap melebarkan sayap melalui konsep kemitraan (waralaba). Kami optimistis konsep yang kami tawarkan akan diterima pasar," terang Heriyono.

Penjelasan dia, KOPI 98 menawarkan dua konsep kerjasama bagi calon mitra yang ingin bergabung, yakni konsep KOPI 98 dan konsep 'Tanda Cinta'.

“Semua itu tidak dikenakan biaya royalty fee,” ucap Heriyono.

Konsep KOPI 98 ditawarkan dengan kisaran investasi sebesar Rp 600 juta – Rp 1 miliar tergantung luas area yang tersedia.

Sementara konsep 'Tanda Cinta', ditawarkan dengan kisaran investasi sebesar Rp 40 juta – Rp 70 jutaan.

“Nilai investasi itu di luar dari harga sewa lokasi,” paparnya.

Jelas Heriyono, konsep KOPI 98 harus menempati lokasi dengan luas minimal 60 m2 hingga 200 m2.

“Kalau 'Tanda Cinta', lokasi tidak perlu besar. Karena berkonsep booth saja,” terangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat