androidvodic.com

Peringati Hari Batik Nasional, Kenalan dengan 8 Sosok Inspiratif di Industri Batik, Yuk! - News

News – Setiap tahunnya, tepat pada tanggal 2 Oktober, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Hari peringatan ini dilatarbelakangi dengan penetapan batik sebagai Karya Agung Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.

Sebagai warisan budaya, saat ini memakai batik merupakan suatu hal yang dinilai keren, sekaligus menunjukkan bahwa kamu #BanggaBuatanIndonesia. Ditambah lagi, setiap motif dan corak batik juga memiliki makna.

Selain menjadi tren fesyen kekinian, dunia batik juga memiliki sejarah panjang di Indonesia. Kamu bisa mendapatkan berbagai informasi menarik terkait batik, produk kreatif lokal lainnya, hingga destinasi wisata menarik yang hanya ada #DiIndonesiaAja di akun Instagram @pesonaid_travel. Jangan lupa follow, ya!

Nah, dalam perkembangannya, terdapat banyak tokoh-tokoh inspiratif di dunia batik yang ikut ambil bagian untuk dapat terus melestarikan warisan budaya ini. Yuk, kenalan dengan beberapa sosok inspiratif di industri batik Indonesia!

1) Arfa Hamid, Batik Gorontalo

Arfa Hamid menjadi sosok yang merintis dan memopulerkan batik Gorontalo yang mulai dikenal pada pertengahan tahun 2010. Batik Gorontalo merupakan hasil akulturasi antara batik dengan sulaman karawo yang merupakan teknik sulaman khas Gorontalo.

Arfa menjelaskan, awalnya sulaman khas Gorontalo ini hanya dilakukan pada kain polos. Namun seiring perkembangan kain dan busana, sulaman karawo pun mulai ditampilkan pada jenis kain lain termasuk kain batik.

Sulaman karawo.
Sulaman karawo. (KOMPAS.COM/ROSYID A. AZHAR)

"Sulaman karawo di kain batik merupakan kreasi para pengrajin dalam membuat keragaman produk khas Gorontalo," kata Arfa Hamid, dikutip dari Kompas.com.

Masyarakat Gorontalo pun mengembangkan motif batik sendiri berdasarkan pola sulaman karawo. Motif batik Gorontalo terinspirasi oleh kehidupan agraris rakyatnya di mana komoditas utama masyarakat setempat adalah jagung dan ikan, yang dijadikan ciri khas batik Gorontalo.

2) Dea Valencia, Batik Kultur

Dea Valencia dan corak Batik Kultur miliknya.
Dea Valencia dan corak Batik Kultur miliknya. (instagram @deavalencia)

Tak hanya melestarikan warisan budaya melalui usaha Batik Kultur yang didirikannya, Dea Valencia juga turut memberdayakan penyandang disabilitas untuk membantunya dalam proses pembuatan batiknya.

Pengusaha muda ini mengungkapkan, dirinya ingin memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk bisa berkontribusi dan mendapatkan pekerjaan. Dea pun merasa para pekerjanya memberikan contoh agar ia dapat terus semangat dan bekerja keras.

Dea mendirikan Batik Kultur pertama kali pada tahun 2011 di Semarang. Menggunakan kain berkualitas dengan teknik handmade (100% batik tulis tangan), Dea menghasilkan produk fesyen yang memadukan batik dengan gaya modern untuk pakaian sehari-hari yang mudah dan praktis.

3) Indra Sugiyono, Batik Batam

Indra Sugiyono (43) pembatik Batam asal Pekalongan dan motif batik ikan marlin khas Batam.
Indra Sugiyono (43) pembatik Batam asal Pekalongan dan motif batik ikan marlin khas Batam. (TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)

Pria asal Pekalongan yang merantau ke Kota Batam ini merupakan sosok yang melahirkan karya batik dengan kekhasan Kota Batam. Sebut saja motif gonggong dan ikan marlin yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan menjadi pembeda dari batik khas Kota Batam, sekaligus merupakan hasil karya tangan dingin Indra Sugiyono, yang mengikuti panggilan jiwa menjadi seorang pembatik.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno pada saat kunjungan kerja ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (23/1/2021).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno pada saat kunjungan kerja ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (23/1/2021). (ISTIMEWA)

Tak hanya itu, dengan menjadi bagian dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Batam, Indra pun turut memberikan pelatihan kepada siapa saja yang ingin belajar membatik. Kini, terhitung sekitar 25 orang lebih pembatik binaan Dekranasda yang hampir sebagian besar adalah ibu rumah tangga, yang pernah dilatihnya kini sudah memiliki mata pencaharian sendiri dari membatik.

Indra Sugiyono juga merupakan satu-satunya asesor batik bersertifikasi di Provinsi Kepulauan Riau.

4) Jimmy Hendrick Afaar, Batik Papua

Jimmy Hendrick Afaar dan motif batik Papua ciptaannya.
Jimmy Hendrick Afaar dan motif batik Papua ciptaannya. (Kompas.com)

Jimmy Hendrick Afaar merupakan pemilik butik Batik Port Numbay di Jayapura, sekaligus salah seorang pengrajin batik yang mengangkat batik Papua agar tidak punah. Batik Papua hasil karya Jimmy ini, memiliki motif khas yang terinspirasi dari keindahan alam, pariwisata, hingga budaya tanah Papua.

Keseriusan putra asli Papua ini dalam memopulerkan batik Papua pun ditunjukkannya dengan mendatangkan langsung pembatik dari Yogyakarta untuk melatih para pekerjanya, sehingga dapat menghasilkan batik yang berkualitas dan dapat bersaing dengan batik dari daerah lainnya.

Tak hanya itu, sebagai seorang desainer, Jimmy pernah bergabung dengan desainer kondang Poppy Dharsono  dan menimba ilmu pada seorang pembatik di Pekalongan.

5) Lindy Ann Umarhadi, Batik Cirebon

Lindy Ann Umarhadi dan batik Cirebon ciptaannya. Foto diambil sebelum pandemi Covid-19.
Lindy Ann Umarhadi dan batik Cirebon ciptaannya. Foto diambil sebelum pandemi Covid-19. (akun twitter @LindyUmarhadi)

Melalui busana-busana yang dirancangnya, Lindy Ann Umarhadi memperkenalkan batik ke kancah internasional. Misalnya saja, dalam misi budaya bersama Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), Lindy memboyong batik megamendung untuk tampil dalam Cairo & Alexandria Ramadhan Festival 2018 yang berlangsung di Mesir.

Sebelumnya, desainer yang satu ini juga pernah mengeluarkan koleksi Royal Heritage yang memadukan desain gaun ala Eropa dengan batik tulis klasik dari Cirebon bermotif megamendung dan singo barong, serta batik klasik Yogyakarta dengan motif parang rusak, parang barong, sidomukti, sidoasih, truntum hingga batik dengan sentuhan prada dalam warna hitam dan merah.

Koleksi ini ditampilkan Lindy pada kegiatan Piata Indonesia 3 di Bucharest, Rumania, yang berlangsung pada 2017 lalu.

6) Pande Ketut Krisna, Batik Bali

Pande Ketut Krisna dan motik batik penari Bali. (Jagat Bali Online)
Pande Ketut Krisna dan motik batik penari Bali. (Jagat Bali Online) (Jagat Bali Online)

Masyarakat Bali kerap kali menggunakan kain batik untuk berbagai aktivitas yang berhubungan dengan upacara adat atau ritual keagamaan. Maka dari itu, tak heran jika industri batik di Pulau Dewata ini berkembang sangat pesat.

Salah satu sosok yang mempelopori batik Bali adalah Pande Ketut Krisna. Dimulai di era tahun 1970-an, pria asal Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati, Gianyar, ini menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Motif batik Bali banyak terinspirasi dari keindahan alam dan budaya yang memesona seperti bunga kamboja, bunga kembang sepatu, rusa, burung bangau, kura-kura, serta gambaran kegiatan sehari-hari seperti penari Bali dan prosesi ngaben atau keagamamaan lainnya, hingga mahluk mitologi seperti barong, kala, dan singa bersayap.

7) Priska Yeniriatno, Batik Singkawang

Priska Yeniriatno merupakan wirausaha muda asal Kalimantan Barat yang begitu mencintai batik. Dirinya pun merupakan salah satu sosok yang mempelopori batik khas Singkawang. Tak sembarang dalam membuat motif batik, dirinya juga selalu menyelipkan makna tersendiri dalam motif batik buatannya.

Priska Yeniriatno memperlihatkan corak batik khas Singkawang buatannya.
Priska Yeniriatno memperlihatkan corak batik khas Singkawang buatannya. (tribunpontianak/istimewa/priska)

Uniknya, Priska tak hanya membuat motif batik untuk dewasa dan umum, ia juga membuat motif batik untuk anak-anak seperti motif dinosaurus sebagai upaya agar anak-anak juga turut mengenal dan jatuh cinta akan kain khas Indonesia ini.

Sementara itu, untuk metode membatik, Priska membuatnya dengan cara dilukis dan dicap dengan menggunakan canting cap yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kertas kotak nasi.

8) Wirda Hanim, Batik Tanah Liek

Wirda Hanim (62) dan motif batik tanah liek miliknya.
Wirda Hanim (62) dan motif batik tanah liek miliknya. (batiktanahliek.co.id)

Warisan budaya apapun jika tidak dilestarikan tentu akan hilang dan tidak lagi dikenal oleh generasi penerus di masa depan. Maka dari itu, Wirda Hanim salah satu pengrajin batik pun, memelopori dikembangkannya kembali batik kuno asal Sumatera Barat yaitu batik tanah liek sejak 1995.

Batik kuno ini bahkan sempat hilang dan sudah tidak lagi diproduksi sejak lama. Karena ketertarikannya akan batik ini, serta niat untuk memproduksi kembali, Wirda pun belajar membatik hingga ke Yogyakarta.

Proses pembuatan batik kuno ini hampir sama dengan batik pada umumnya, tetapi sebelum diberi motif, kain terlebih dahulu direndam dalam air yang sudah dicampur dengan tanah liat. Lalu, untuk proses pewarnaan digunakan getah gambir, rambutan, pinang, jengkol, dan lainnya

Sementara untuk motif, hingga saat ini masih tetap menggunakan motif-motif tradisional yang biasanya juga digunakan untuk ukiran Rumah Gadang, seperti motif itiak pulang patang, kaluak paku, pucuak rabuang, dan beragam motif khas lainnya. Motif ini diambil dari fenomena alam yang terjadi di wilayah Sumatera Barat dan filosofi hidup yang dimiliki oleh orang Minangkabau.

Selain sosok-sosok inspiratif di atas, kamu juga bisa turut serta dalam melestarikan warisan budaya yang satu ini. Terlebih, batik merupakan salah satu produk fesyen dari sektor ekonomi kreatif yang kerap kali menjadi buah tangan atau oleh-oleh ketika mengunjungi destinasi wisata #DiIndonesiaAja.

Namun, karena pandemi membatasi aktivitas masyarakat, untuk itu Kemenparekraf pun menggaungkan #BeliKreatifLokal secara daring sebagai upaya untuk terus mendorong pelaku ekonomi kreatif termasuk pengrajin batik dan UMKM lokal agar mampu bertahan di masa pandemi ini.

Maka dari itu, agar Indonesia bisa kembali pulih dan kamu bisa kembali mengunjungi berbagai destinasi wisata #DiIndonesiaAja untuk berburu batik, segeralah untuk mendapatkan vaksinasi dan jangan lupa untuk selalu disiplin menerapkan protokol  kesehatan, ya!

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno saat hadir di acara “Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2021” Bali, Sabtu (25/9/2021), mengatakan, Kemenparekraf telah melakukan berbagai strategi untuk mendorong kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

Salah satunya dengan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan melalui program Apresiasi Kreasi Indonesia. Melalui program ini Kemenparekraf berupaya mendorong UMKM kreatif di Indonesia untuk naik kelas dan menghadirkan percepatan pertumbuhan ekonomi.

“Momentum pemulihan ekonomi harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena UMKM merupakan pilar kebangkitan ekonomi nasional,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, dikutip dari Siaran Pers: UMKM Diajak Manfaatkan Momentum Pemulihan Ekonomi, Sabtu (25/9/2021).

Apresiasi Kreasi Indonesia 2021 merupakan program pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran kepada para pelaku ekonomi kreatif di subsektor kuliner, kriya, fesyen, musik, film, animasi, aplikasi, dan permainan yang akan diselenggarakan di 16 daerah di Indonesia.

Masih dalam suasana peringatan Hari Batik Nasional, agar semakin menyenangkan, kamu juga bisa ikutan kuis dari Pesona Indonesia bertajuk PUKIS atau Pesona Punya Kuis, yang berlangsung setiap hari Selasa.

Caranya juga gampang! Kamu cukup follow akun Instagram @pesonaid_travel, lalu like unggahan PUKIS terbaru. Setelah itu, jawab pertanyaan kuis dari unggahan terbaru pada kolom komentar.

Jangan lupa mention 3 temanmu untuk ikutan kuis tersebut dan raih kesempatan untuk bawa pulang ragam hadiah menariknya, ya!

Penulis: Nurfina Fitri Melina | Editor: Firda Fitri Yanda       

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat