androidvodic.com

Tiga Hal yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Bentuk Anak Tumbuh Bahagia - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA -Anak yang bahagia, membawa kebahagiaan bagi keluarga di dalam rumah.

Oleh karenanya, orangtua pun perlu tahu bagaimana membuat anak tumbuh dengan bahagia.

Ada tiga hal yang harus dilakukan orangtua untuk membuat anak bahagia, apa sajakah?

Dokter Spesialis Anak RS Karya Media dr Yuni Astria SpA ungkap ada tiga hal yang harus dilakukan orangtua untuk membuat anak bahagia.

Tiga hal tersebut adalah asih, asuh, asah.

Baca juga: Pentingnya Metode Belajar yang Tepat agar Anak Bahagia dalam Belajar 

"Kita sebagai orangtua harus tahu bagaimana membuat anak itu bahagia. Pastikan asih asuh, asah nya ade kuat," ungkapnya media gathering di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Asuh, kita harus mengasuh, memberikan kebutuhan primer anak berupa sandang, pangan dan papan.

Selain itu, melakukan imunisasi lengkap pada anak juga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi orangtua.

News, LUMAJANG - Tawa canda dan keceriaan kembali terdengar di posko pengungsian SMP Negeri 1 Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. Puluhan anak-anak riang gembira bermain bersama sambil menyaksikan atraksi badut di lapangan sekolah, Minggu (12/12/2021).

Badut dengan beragam kostum karakter kartun seperti Micky Mouse dan Donal Duck merupakan bagian dari Program Dukungan Psikososial yang diinisiasi oleh Relawan Nasional Lawan Covid-19 (RNLC19) dan Anxiety Care Indonesia Peduli Semeru.
Trik membuat anak bahagia.//IST/HO (News/IST/HO)

Kemudian kedua adalah asih atau mengasihi.

Asih bisa berupa memberikan pujian, penghargaan atau dukungan kepada anak.

Semua ini perlu diberikan pada anak ketika bisa melakukan sesuatu.

Walau, sesuatu tersebut terkesan sederhana.

Ketiga asah atau mengasah.

Ibarat mengasah pisau agar tajam, orangtua perlu mengasah daya kemampuan anak.

Setidaknya ada empat perkembangan utama yang perlu diasah.

"Ada motorik kasar dan halus, personal sosial, bahasa, jadi empat itu. Itu kita asah melakukan stimulasi secara terus-menerus dengan tidak ada paksaan terhadap anak," papar dr Yuni lagi.

Tidak boleh ada unsur pemaksaan seperti menggunakan kata 'harus' atau 'wajib'.

"Itulah yang harus kita perjuangkan didapat dipenuhi bagi seorang anak," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat