androidvodic.com

PDIP Sebut Megawati Kerap Berdialog dengan Tokoh NU dan Muhamadiyah Bahas Cawapres Ganjar Pranowo - News

Laporan Wartawan News, Fransiskus Adhiyuda

News, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berdialog secara rutin dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PP Muhamadiyah Haedar Nashir.

Bahkan, Megawati juga disebut turut berkomunikasi dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Hal itu sampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat ditanya soal nama-nama bursa calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

"Ibu megawati secara rutin berdialog dengan Gus Yahya Ketum PBNU, kemudian juga dengan Menag Gus Yaqut, dengan tokoh Muhammadiyah Pak Haedar," kata Hasto saat ditemui di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Profil 5 Partai yang Dukung Ganjar Pranowo jadi Capres 2024: PSI, Hanura hingga Perindo

Hasto bahkan menyebut, Megawati memiliki kecocokan alam pikir dan alam rasa ketika berdialog dengan Yahya dan Haedar.

"Bahkan ketika dengan Pak Haedar, Bu Mega mengatakan ‘saya cocok dengan alam pikir dan alam rasa Pak Haidar, menyejukkan’. Demikian pula dengan Gus Yahya Ketum PBNU," sambung Hasto.

Hasto menambahkan, bahwa PDIP dengan NU dan Muhamadiyah memiliki hubungan yang erat dan suasa kebatinan yang sama terkait siapa sosok pendampingi Ganjar.

Baca juga: Pengamat Sebut Lewat Rakernas Mesin Politik PDIP Sudah Dipanaskan untuk Pemenangan Ganjar

Sehingga, hal tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan.

"Semua sudah bonded dan memiliki suasana kebatinan terhadap siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar ke depan," terang Hasto.

Lebih jauh, Hasto mengatakan, NU dan Muhammadiyah merupakan saudara tua dari PDI Perjuangan.

Tak hanya itu, partai berlambang banteng moncong putih ini memiliki latar belakang dan satu visi demi kemajuan bangsa dan negara.

"NU berdiri pada tahun 26, PDI akarnya PNI tahun 27. Jadi NU itu saudara tua dari PDIP demikian pula Muhammadiyah. Sehingga kami selalu bergandengan tangan," ujar Hasto.

"Tentu saja nama-nama dari berbagai latar belakang, nah itu termasuk latar belakang keagamaan, dari NU dengan visi kebangsaan, semua, akan jadi pertimbangan penting karena kami memang satu kesatuan," kata Hasto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat