androidvodic.com

Ganjar Singgung Kasus Rembang dan Wadas, Mengaku Pasang Badan meski Itu Proyek Pusat - News

News - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, berbicara mengenai keberhasilannya ketika masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Ganjar menjelaskan bagaimana dirinya sukses menjalankan program selama menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah walaupun menghadapi beberapa penolakan.

Meski program itu milik pemerintah pusat, dia menyebut pihaknya mengambil seluruh tanggung jawab itu dengan risiko nama Ganjar menjadi negatif.

"Kami mengamankan seluruh pekerjaan. Mau saya sebut di Jawa Tengah? Didemo pertama saya adalah pabrik semen di Rembang."

"Kami amankan, karena itu punya BUMN. Biarkan kami ambil seluruh tanggung jawabnya. Dengan catatan-catatan mungkin Ganjar menjadi negatif," Ganjar kepada awak media ketika berada di Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024). 

Ganjar juga membahas kasus Wadas di Kabupaten Purworejo yang hingga kini menuai kontroversi.

Lewat contoh itu, pria berusia 55 tahun tersebut menegaskan bahwa dirinya bakal membereskan, memperbaiki, dan menjalankan program pemerintah.

Ganjar menegaskan, apabila dirinya terpilih sebagai presiden pada 2024, orang-orang tak perlu ragu akan komitmennya untuk melanjutkan program pemerintah sebelumnya.

“Wadas, saya amankan itu karena belasan tahun tidak pernah jadi dan pemerintahan harus menyelesaikan."

"Saya ambil tanggung jawabnya, tertuduhnya saya tidak apa-apa, tapi tugas saya menyelesaikan persoalan ketika persoalan itu muncul, jalan tol, PLTU,” ungkapnya.

Hal ini disampaikan Ganjar untuk merespons perkataan dari Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Pede Bisa Raup Swing Voters

Sebelumnya, Mantan Kapolres Kota Surakarta itu menyebut kriteria pemimpin harus mampu meneruskan estafet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Listyo melontarkan pendapatnya itu dalam acara Perayaan Natal Mabes Polri Tahun 2023 di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2024).

"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan karena perbedaan."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat