Tanggapi Isu Koalisi PDIP dan PKS, Fahri Hamzah: Mustahil Disatukan, Seperti Minyak dan Air - News
News - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah meragukan isu bergabungnya kubu Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud yang bergulir belakangan. Sebab bila merunut riwayat keduanya, hubungan partai pengusung keduanya jauh bersebrangan.
“Dalam 10 tahun terakhir, PDIP dan PKS terus menerus menunjukkan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa mereka berbeda bagai minyak dan air. Dan itu betul-betul ditegaskan berkali-kali bahwa PDIP dan PKS tidak akan pernah berkoalisi dalam bentuk apapun.” kata Fahri kepada wartawan, Senin (15/1).
Fahri menyebut bahwa keberadaan PDIP dan PKS sendiri merupakan kutub ekstrem dari polarisasi politik yang terjadi di Indonesia.
"Memang dari pengamatan politik Indonesia yang terpolarisasi secara ekstrem adalah pemilih PKS dan PDIP. Itu nampak sekali bahwa dalam semua pemilu, pemilih dari dua partai ini berada pada spektrum terjauh di kiri dan kanan," jelasnya.
Baca juga: Kondisi Geopolitik Dunia Tak Stabil, Fahri Hamzah Imbau Aklamasi Satu Putaran Lebih Baik
Fahri Hamzah menuturkan kedua partai itu sebagai biang dari ekstrimis kiri dan kanan yang mendorong munculnya tigapaslon yang ada saat ini. Menurut Fahri, kelompok kanan menarik Anies Baswedan, sementara kelompok kiri ditarik oleh Ganjar Pranowo.
"Sehingga bisa dikatakan bahwa dua kelompok ini adalah kelompok yang mustahil disatukan oleh adanya perbedaan ideologis yang sangat tajam," tuturnya.
Fahri berpendapat apabila Partai Pendukung Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud benar-benar bergabung, latar belakangnya bukan merujuk pada kepentingan nasional, melainkan pada amarah karena dukungan masyarakat yang terus menciut.
"Keinginan bersatu kedua kelompok dan partai ini pastilah bukan karena gagasan yang rasional, tetapi kepentingan dan kemarahan sesaat yang didorong oleh soal-soal lain yang tidak strategis dan tidak berdasar kepada agenda dan kepentingan nasional," ucapnya.
Baca juga: Prabowo: Kami akan Bekerja Sebenar-benar dan Sejujur-jujurnya untuk Rakyat Indonesia
Dengan angka elektabilitas yang terus menurun, Fahri meyakini hal ini sebagai tanda berakhirnya politik identitas yang tidak rasional dan hanya didasari emosi sesaat.
"Dapat dikatakan bahwa koalisi PKS-PDIP adalah pertanda dari berakhirnya politik identitas yang tidak rasional yang didasarkan kepada emosi dan kepentingan sesaat, karena jelas akhirnya bergabung. Sesuatu yang secara teoritis mustahil," pungkas Fahri. (**Fina**)
Terkini Lainnya
Pilpres 2024
Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran Fahri Hamzah meragukan isu bergabungnya kubu Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud yang bergulir belakangan.
4 Catatan dari PAN Usai PKB Usulkan Nagita Slavina Jadi Cawagub Bobby Nasution di Pilkada Sumut
Pilpres 2024
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
PDIP Akui Lakukan Komunikasi Politik dengan PKS dan PKB untuk Pilkada Jakarta
Awasi Proses Coklit Daftar Pemilih, Bawaslu Ingatkan Pantarlih Tak Boleh Pakai Joki
Belum Juga Tetapkan Waktu Pelantikan Calon Terpilih Pilkada 2024, KPU Tunggu Arahan Kemendagri
PPP Bakal Bahas Peluang Sandiaga Uno Maju di Pilkada Serentak 2024
Pascapemecatan Hasyim Asy'ari, KPU Klaim Pilkada 2024 Tetap On the Track