androidvodic.com

Jokowi Effect di Pilpres 2024 Disebut Berkaitan Dengan Nama yang Sensitif - News

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

News, JAKARTA - Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei di Pilpres 2024.

Keunggulan pasangan Prabowo-Gibran tersebut dinilai sejumlah pengamat salah satunya karena Jokowi Effects.

Ketua Umum Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini mengatakan bahwa Jokowi Effects selama ini selalu dilihat minor terutama di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Jokowi Effects selalu dikaitkan dengan Bansos dan lainnya.

Padahal, Jokowi Effect berkaitan dengan nama dan kerja para relawan Jokowi di akar rumput.

Baca juga: Pengamat Nilai Jokowi Effect akan Diperebutkan Bacapres untuk Raih Kemenangan di Pilpres 2024

"Tidak pernah disinggung sisi paternalistik sosiologis nama Jokowi dan tidak pernah disinggung bagaimana kerja kami, para relawan, menggarap habis akar rumput," katanya, Kamis, (15/4/2024).

Ia mengatakan, paternalistik sosioligis nama Jokowi itu sungguh sangat sensitif.

Begitu Jokowi direndahkan, maka banyak yang sakit hati dan ingin melakukan pembalasan.

"Pilpres kemarin itulah momen pembalasan itu. Baru kita sentuh untuk penguatan lewat tabloid kanvasing door to door, sudah berantakan. Nama Jokowi itu sakral bagi kami. Bukan kultus individu tetapi kecintaan mendalam karena kerja nyata bagi rakyat. Begitu direndahkan, goyang saja, bubar peta mereka," katanya.

Baca juga: Suvei LSN: Prabowo dapat Bonus Elektabilitas dari Jokowi Effect, Pemilih PDIP Juga Mulai ke Prabowo

Sementara itu terkait Bansos, kata Isnaini dinarasikan terlalu berlebihan.

Bansos hanya dijadikan alasan kubu lain sebagai pembelaan atas kekalahan telak.

"Janganlah selalu masyarakat bawah itu dianggap bodoh dan naif. Hanya karena Bansos lantas sehebat itu mereka merobohkan Kandang Banteng," katanya.

Karena itu, menurut Isnaini, Jokowi Effects yang sesungguhnya adalah nama Jokowi yang sangat sensitif.

"Substansi Jokowi Effects itu ya sensitifitas sangat tinggi di masyarakat bawah. Direndahkan, dibusukkan, dihina, ya tsunami pembalasan. Faktual ini," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat