androidvodic.com

Kaesang Dinilai Tak Layak Maju Pilkada Jakarta, Peluangnya Lebih Besar di Pilkada Jateng - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

News, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga menilai, Kaesang Pangarep lebih layak maju di Pilkada Jawa Tengah (Jateng) dari pada di Jakarta.

Diketahui, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, Kaesang Pangarep hanya meraih elektabilitas 1 persen.

Tak hanya itu, Kaesang juga mendapat potensi penolakan tertinggi untuk dicalonkan sebagai Gubernur Jakarta.

"Dilihat dari elektabilitasnya, Kaesang tentu tak layak maju di Jakarta. Sebab, dengan elektabilitasnya hanya 1 persen, peluangnya menang sudah relatif tertutup," kata Jamil, saat dihubungi News, Kamis (18/7/2024).

Baca juga: Litbang Kompas 41,8 Persen Warga Pertimbangkan Pilih Kaesang, Pengamat: Bisa Atasi Masalah Jakarta 

Adapun hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2024 menemukan, sebanyak 39 persen responden pasti akan memilih Anies jika dicalonkan menjadi Gubernur Jakarta pada Pilkada 2024.

Kemudian di urutan kedua, ada nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan keterpilihan 34,5 persen.

Lalu, mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di posisi ketiga dengan 24 persen.

"Kaesang akan sulit menandingi elektabilitas Anies dan Ridwan Kamil. Karena itu, kalau Kaesang maju di Jakarta, tentu ia akan jadi pecundang," ujarnya.

Jamil mengatakan, kalkulasi itu berlaku jika Pilkada di Jakarta dilaksanakan dengan jujur dan adil.

Tidak ada politik uang dan gerakan mobilisasi dari kekuasaan.

Sementara itu, hasil survei di Jawa Tengah menunjukkan Kaesang memiliki elektabilitas tertinggi, yakni 7 persen.

Baca juga: PSI Bereaksi Elektabilitas Kaesang 1 Persen, PDIP Kaget Survei Ahok Tempel Anies di Pilkada Jakarta

Oleh karena itu, menurut Jamil, Kaesang lebih baik maju di Jateng.

Sebab, peluangnya menang masih relatif terbuka dan elektabilitasnya relatif tinggi, sehingga akan lebih kompetitif.

"Peluangnya semakin besar karena di Jateng tidak ada petahana. Karena itu, pertarungan lebih terbuka sehingga Kaesang lebih leluasa untuk mendulang pundi-pundi suara," jelas Jamil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat