androidvodic.com

Kubu Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Ambil 80 Persen Suara Pekerja Migran Indonesia di Asia Pasifik - News

News, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka mencoba mengambil suara dari pekerja migran Indonesia (PMI) khususnya di kawasan Asia-Pasifik. 

Dukungan para TKI tersebut tergabung dalam Rumah Demokrasi G8C Poros Alternatif. 

Mereka yakin Prabowo-Gibran akan meraup suara 80 persen dari PMI di luar negeri.

"Kami akan memenangkan prabowo gibran baik di daerah maupun di luar negeri, karena kantong-kantong PMI atah TKI kita banyak di luar negeri khususnya Asia Pasifik, karena tahun 2014 kita memenangkan pak Prabowo hampir 80 persen suara di Asia-Pasifik," kata Dewan Pembina Rumah Demokrasi G8C Brigjen TNI (Purn) Wage Moelyono kepada wartawan di kawasan Tebet, Jakarta Kamis (30/11/2023).

Diketahui, Rumah demokrasi G8C Poros Alternatif merupakan salah satu relawan pemenangan Prabowo-Gibran yang fokus untuk meraih suara para tenaga kerja Indonesia di Asia Pasifik.

Perwakilan dari Rumah Demokrasi Poros Alternatif lainnya yakni Teguh Riyanto menambahkan, sudah menyiapkan sejumlah strategi agar Prabowo-Gibran meraup suara tinggi dari warga Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Diketahui, Rumah demokrasi G8C Poros Alternatif merupakan salah satu relawan pemenangan Prabowo-Gibran yang fokus untuk meraih suara para tenaga kerja Indonesia di Asia Pasifik.

Perwakilan dari Rumah Demokrasi Poros Alternatif lainnya yakni Teguh Riyanto menambahkan, sudah menyiapkan sejumlah strategi agar Prabowo-Gibran meraup suara tinggi dari warga Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Charlie 08 Abdul Rohim bakal mengakomodir dukungan terhadap Prabowo Subianto dari para TKI di luar negeri.

"Saya sebagai salah satu tim dari TKN akan melaporkan agar teman-teman ini bisa terakomodir. Saya optimis, karena saya juga kenal dengan beliau-beliau ini," katanya. 

Kubu Ganjar-Mahfud Temui Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud , Yenny Wahid, bersilaturahmi dengan ribuan pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI yang berada di Malaysia. Dalam kesempatan itu ia turut mensosialisasikan soal pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Yenny menilai, Indonesia bisa memiliki nilai ekonomi yang tumbuh lebih baik dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Hal itu dapat tercapai dengan menjaga kondusifitas masyarat, negara aman dan mencegah adanya pungutan liar.

"Kenapa Ganjar-Mahfud? Kalau dipikir secara intelektual, Pak Ganjar itu suka lari kencang orangnya dekat dengan rakyat. Sehingga mau mendengarkan suara hati masyarakat. Cocok enggak itu jadi pemimpin?" tanya Yenny yang langsung disambut jawaban cocok oleh peserta yang hadir, dikutip Senin (20/11/2023).

Putri Presiden keempat itu kemudian menilai sosok Mahfud MD yang menjadi pendamping Ganjar. Menurutnya pria yang kini menjabat Menko Polhukam itu merupakan didikan langsung ayahnya yang mempunyai komitmen anti korupsi.

Pak Mahfud MD didikan langsung Gus Dur, orangnya pemberani, orangnya punya komitmen untuk penegakan hukum, jujur dan anti korupsi. Cocok nggak untuk jadi pemimpin kita?" ujar Yenny.

Ia juga meyakini kepemimpinan Ganjar-Mahfud nantinya akan melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun dipastikannya pasangan itu juga memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang.

"Semua pemimpin punya kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya kita dukung, kelemahannya kita perbaiki. Setiap zaman membutuhkan pemimpinnya dan pada zaman sekarang membutuhkan pemimpin yang bekerja cepat, berkomitmen terhadap penegakan hukum, tentu adanya pada Ganjar-Mahfud," ungkapnya.

Sosok Mahfud, kata dia, juga menjadi pelengkap yang pantas bagi Ganjar. Mahfud menurutnya mengerti banyak hal mengenai masalah di Indonesia jika dilihat dari sepak terjangnya.

"(Mahfud) Orang sipil pertama yang menjadi Menteri Pertahanan. Sosoknya lengkap pernah menjadi anggota DPR. Jadi mengerti kalau bikin undang-undang itu seperti apa. Pernah jadi eksekutif jadi menteri. Pernah juga di Yudikatif karena pernah jadi Ketua MK. Jadi lengkap ini, kalau kita cari pemimpin yang bisa mengerti semua hal, semua perspektif jadi adanya di Pak Mahfud," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat