androidvodic.com

Upaya Pemerintah Selamatkan Anak Indonesia dari Dampak Buruk Internet - News

News, JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Bareskrim Polri menggelar kampanye menyerukan keselamatan anak-anak Indonesia dari dampak buruk internet.

Kampanye ini merupakan wujud kepedulian negara melindungi anak-anak dari berbagai dampak buruk internet, diantaranya pornografi online, prostitusi online, ataupun cybercrime.

Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian PP dan PA, Pribudiarta Nur Sitepu, mengatakan dari data dan fakta di lapangan tidak ada lagi daerah yang bebas dari kasus kejahatan terhadap anak yang disebabkan oleh pornografi online, prostitusi online, dan cyber crime.

Oleh karena itu, dia menilai perlu diadakan kampanye 'Save Our Child In The Internet' supaya pemerintah bersama masyarakat dapat bersinergi melindungi anak-anak karena pemenuhan hak anak harus dilakukan secara holistik agar terwujud Indonesia yang sehat secara fisik, mental, dan emosional.

"Mari kita bersama menyuarakan ' Save Our Child In The Internet', selamatkan anak-anak Indonesia dari sisi buruk internet dan bersama lindungi anak dari kejahatan," ujar Pribudiarta di kawasan Car Free Day Bundaran Hotel Indonesia, DKI Jakarta, Minggu (2/10/2016).

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak 2011 hingga 2014, jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online di Indonesia mencapai 1.022 anak.

Anak menjadi korban pornografi online sebesar 28 persen, pornografi anak online 21 persen, prostitusi anak online 20 persen, objek CD Porno 15 persen, dan anak korban kekerasan seksual online 11 persen.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kemen PP dan PA bekerjasama dengan Katapedia, paparan pornografi sebanyak 63.066 melalui google, diikuti instagram, news online, dan lain-lain.

Belum lagi paparan pornografi melalui buku bacaan, seperti komik, buku cerita yang memasukan unsur pornografi melalui gambar.

Berdasarkan pemantauan, acara kampanye 'Save Our Child In The Internet' dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Ribuan orang dari berbagai usia dan jenis kelamin memadati acara tersebut.

Pihak panitia menyediakan kain berwarna putih 1,5X10 meter untuk ditulis para pengunjung. Mereka diminta membubuhkan tanda tangan dan tulisan dukungan terhadap acara itu.

Di kesempatan itu turut hadir, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian PP dan PA, Pribudiarta Nur Sitepu, Kabareskrim Komjen Ari Dono, dan perwakilan KPAI, Erlinda.

Para tokoh membubuhkan tanda tangan di papan tulis yang berada di depan panggung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat